Oleh : Fathya Meidiana
Indonesia harus menjadi negara tujuan para investor untuk berinvestasi, dengan adanya hal ini tentu saja pemerintah tidak bisa tinggal diam lalu menunggu investor datang, tetapi Indonesia juga harus mampu menawarkan kepastian hukum agar para investor semakin tertarik untuk datang ke Indonesia.
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) menyambut baik berbagai rencana investor global untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satunya adalah Tesla Inc yang merupakan pabrik kendaraan listrik asal Amerika Serikat (AS) untuk proyek power bank raksasa atau energy storage system (ESS). Perlu diketahui, bahwa Tesla kembali menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia setelah dua tahun lalu sempat membatalkan rencananya.
Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum KADIN mengatakan, saat ini Indonesia memang tengah menjadi salah satu negara tujuan investasi. Dalam dua tahun terakhir saja atau selama Pandemi Covid-19, arus investasi ke Indonesia tetap tumbuh. Di 2020 realisasi investasi tercatat senilai Rp 826,3 triliun, tumbuh 2.06% (yoy). Sementara di 2021 tumbuh 9,0% (yoy) menjadi Rp 901,02 triliun. Bahkan, dari data tersebut, investasi asing tahun bertumbuh paling besar, yaitu 10% (yoy) atau Rp 454 triliun. Sementara di tahun ini, pemerintah menargetkan dapat merealisasikan investasi sebesar Rp 1.200 triliun.
BACA JUGA : UU Cipta Kerja Ciptakan Iklim Investasi Kondusif
Arsjad menuturkan, peluang untuk bisa mencapai ke angka tersebut bukanlah hal yang mustahil, apalagi ada dua momen potensial bagi Indonesia, di mana negara ini menjadi Presidensi G20 dan Business 20 (B20). Indonesia merupakan negara satu-satunya di ASEAN yang bisa menjadi tuan rumah perhelatan G20-B20. Hal ini tentu saja tidak akan disia-siakan untuk menarik minat Investasi di segala bidang. Untuk B20, KADIN ditunjuk sebagai penyelenggara yang akan memimpin forum tersebut.
Prioritas yang diusung dalam B20 juga sejalan dengan tema prioritas G20, yaitu kemajuan inovatif, inklusif dan pertumbuhan kolaboratif. Khusus untuk forum B20, Arsjad mengatakan akan membuat Indonesia berkesempatan mendapatkan kepercayaan dari komunitas global dan menumbuhkan pusat investasi di kawasan Asia Tenggara.
B20 adalah ajang dan forum dialog yang sangat strategis karena mempertemukan perusahaan papan atas yang memiliki kredibilitas tinggi dari negara-negara anggota G20 untuk bisa berinvestasi di Indonesia. Investasi yang didorong terutama ialah yang berbasis inovasi dan kolaboratif untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Pada tahun sebelumnya, sejumlah perusahaan telah mengumumkan akan melaksanakan investasi berbasis inovasi di Indonesia. Contohnya investasi dari konsorsium Hyundai Motor Company-LG Energy Solution senilai USD 1,1 miliar untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik. Investasi ini bahkan telah dimulai dengan pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat. Pada segmen ini, pemerintah juga telah mengantongi komitmen investasi dari Hon Hai Precision Industry alis Foxconn.
BACA JUGA : Pemerintah Berikan Berbagai Keunggulan Berinvestasi
Begitu juga di sektor batubara, pada November 2021 Menteri Investasi Bahlil Lahadalia berhasil mengunci komitmen investasi senilai USD 15 Miliar dari Air Products and Chemical Inc dari Uni Emirat Arab. Kesepakatan investasi megaproyek ini berupa pendirian fasilitas gasifikasi untuk konservasi batubara bernilai rendah menjadi produk kimia bernilai tambah tinggi seperti dimethyl ether, methanol dan bahan kimia lainnya.
Kemudian Philip Morris Internasional melalui perusahaan afiliasinya PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) pada November 2021 lalu juga mengucurkan USD 166,1 juta untuk berinvestasi membangun fasilitas produksi produk tembakau yang dipanaskan yang juga berbasis inovasi dan riset. Fasilitas produksi yang dijadwalkan akan beroperasi pada kuartal 4 2022 tersebut akan memenuhi permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor di kawasan Asia Pasifik.
Investasi berbasis inovasi lain yang harus diakselerasi adalah teknologi digital. Oleh karena itu KADIN sangat mendukung penuh investasi berbasis teknologi digital tersebut. Di Tahun 2025, nilai pertumbuhan ekonom digital diproyeksikan dapat mencapai USD 146 miliar. Investasi yang berbasis inovasi akan menjadi penting karena hal ini akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
Investasi mampu menawarkan berbagai perkembangan serta kemajuan di sektor ekonomi, hal ini dikarenakan investasi akan menimbulkan multiplier effect seperti salah satunya adalah terserapnya tenaga kerja, sehingga hal ini akan semakin mengurangi angka pengangguran di Indonesia. *
)* Penulis adalah Kontributor Pertiwi Institute