Oleh : Kurnia Sandi
Tren kasus positif Covid-19 di Indonesia cenderung mengalami penurunan. Saat ini Pemerintah pun berupaya untuk memaksimalkan pemulihan ekonomi agar perekonomian kembali bangkit.
Kinerja perdagangan dan ekonomi di Kawasan Asia Pasifik secara umum menunjukkan tren positif. Hal ini merupakan implikasi dari berbagai langkah kebijakan yang fasilitatif dalam memperlancar arus perdagangan barang Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) diharapkan dapat terus memperkuat semangat kemitraan dengan berlandaskan visi yang terbuka dan dinamis sebagai faktor penting untuk mencapai tujuan bersama.
Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi mengungkapkan bahwa APEC perlu memformulasikan langkah konkret guna mencapai pemerataan dan percepatan pertumbuhan ekonomi, terutama melalui peningkatan sektor perdagangan, mendorong integrasi ekonomi regional dalam mendukung pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan.
Selain itu, lanjut Lutfi, APEC perlu terus memperkuat semangat kemitraan dengan berlandaskan visi yang terbuka dan dinamis sebagai faktor penting untuk mencapai tujuan bersama. APEC merupakan forum kerja sama 21 ekonomi di lingkar Samudra Pasifik.
Kegiatan utama APEC meliputi kerja sama perdagangan, investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan di kawasan Asia Pasifik.
Kawasan APEC menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif pada triwulan pertama 2021 yang dipicu meningkatnya performa perdagangan dan aktivitas ekonomi. Hal ini merupakan implikasi dari berbagai langkah kebijakan yang fasilitatif dalam memperlancar arus perdagangan barang, terutama vaksin untuk implementasi komitmen pertemuan Menteri Perdagangan APEC yang dilaksanakan pada Juni 2021 lalu.
Lutfi mengatakan bahwa Indonesia telah aktif berkontribusi dalam implementasi mandat pertemuan MRT melalui penerapan kebijakan dalam memfasilitasi arus perdagangan barang esensial, vaksin dan barang medis yang mencakup kemudahan perizinan, digitalisasi prosedur kepabeanan, relaksasi restriksi ekspor, serta intensifikasi kerja sama, baik dengan Ekonomi APEC maupun di lingkup domestik.
Terlepas dari hal tersebut, kesenjangan terhadap akses vaksin merupakan faktor dominan yang menghambat upaya pemulihan ekonomi secara merata. Peran penting sektor perdagangan serta peningkatan kolaborasi dapat menjadi instrumen efektif untuk mengatasi krisis dan mendorong pemulihan ekonomi di kawasan.
Lutfi juga menegaskan, bahwa kelancaran arus perdagangan dapat menjamin pemerataan akses vaksin, mengingat pemulihan ekonomi sangatlah bergantung pada keberhasilan vaksinasi, maka upaya dan langkah konkret di sektor perdagangan perlu diintensifkan dalam memastikan akses vaksin yang luas dan merata.
Pola perdagangan pasca pandemi Covid-19 menjadi perhatian khusus dalam pembahasan AMM. Para Menteri APEC menggarisbawahi akan perlunya pendekatan yang kolaboratif dan adaptif untuk memastikan perdagangan yang inklusif serta berkelanjutan.
Indonesia mendukung komitmen APEC untuk mewujudkan ketahanan ekonomi di kawasan melalui sinergi dengan sektor bisnis serta berbagi praktik kebijakan terbaik yang bisa diadaptasi anggota APEC lainnya.
Setelah kesepakatan Bogor Goals, APEC memasuki babak baru dalam mendorong kesejahteraan bagi masyarakat luas dan generasi mendatang melalui APEC Putrajaya Vision 2040.
Di bawah keketuaan Selandia Baru, visi tersebut dituangkan ke dalam berbagai rencana aksi guna mewujudkan komunitas yang terbuka, dinamis, berketahanan dan berlandaskan perdamaian, termasuk melanjutkan peran APEC dalam mendukung sistem perdagangan multilateral dan WTO.
Dirinya juga menjelaskan, AMM merupakan momen penting bagi para Menteri APEC dalam memberikan sinyal positif dan dukungan terhadap hasil konkret WTO Ministerial Conference (MC-12) yang akan berlangsung pada November 2021.
Di samping itu, tahun depan, Indonesia selaku presidensi G-20 dan Thailand selaku tuan rumah APEC 2022 memegang peran penting dalam menentukan pemulihan arah ekonomi.
Lutfi menegaskan, Sinergi antara berbagai organisasi internasional dapat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi tantangan ekonomi dan menjamin kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat bagi semua lapisan masyarakat untuk bangkit bersama pasca pandemi.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kasan Muhri membenarkan bahwa pentingnya pemanfaatan perjanjian kerja sama perdagangan negara lain untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Sehingga dalam hal ini diharapkan dari sejumlah kesepakatan perdagangan bisa menjadi stimulus bagi pemulihan perdagangan serta turut meningkatkan arus investasi di tengah Pandemi Covid-19.
Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi tentu harus menjadi perhatian khusus, salah satunya melalui kebijakan investasi dan perdagangan.
)* Penulis adalah Kontributor Pertiwi Institute