Oleh : Rizky Cahyadi
Ketika pertama kali mendengar istilah ini, FOMO, Fear of Missing Out, aku merasa ‘mantra ajaib’ ini benar-benar menggambarkan hidupku.
Rasanya segalanya berjalan begitu cepat di era digital ini, dan sering kali aku merasa tertinggal. Selalu ada trend baru di media sosial, dan tentu saja, aku selalu merasa harus mengikutinya agar tidak ketinggalan.
Dulu, setiap pagi, seperti hari-hari biasa lainnya, kuawali hari dengan bangun dan membuka ponsel. Jari-jariku lincah menggulir Instagram, YouTube, Reddit dan Twitter.
Yang kulihat di feedku adalah orang-orang dengan benda-benda limited editionnya, fashion kerennya, gadget terbaru dll. Rasanya agak sedih sih, aku hanya jadi penonton.
Rasa takut ketinggalan makin kuat dari waktu ke waktu. Tren baru selalu muncul, mulai dari fast fashion terbaru, meme terbaru, game rilisan terbaru, dan banyak lagi.
Awalnya memang agak sulit bagiku mengabaikannya. Karena setiap trend baru akan segera diikuti oleh rasa takut ketinggalanku yang parah. Namun perlahan aku akhirnya bisa mulai melepaskan diri dari keharusan mengikuti semua yang populer.
Aku mulai memilih dan memilah apa yang benar-benar sesuai dengan keinginan dan prioritasku, alih-alih hanya mengikuti standar media sosial.
Sekarang aku mencoba melihat media sosial dari sudut pandang yang berbeda dari sebelumnya. Aku tak lagi merasa terbebani untuk selalu mengikuti perkembangan terkini.
Jika ada hal yang benar-benar menarik perhatianku, aku akan mengikutinya karena keinginankulah yang memandangnya penting, bukan karena takut ketinggalan.
Terlampau banyak rasa kehilangan yang melanda akibat FOMO sampai lupa akan hal-hal yang sebenarnya penting, seperti beribadah dan belajar. Apa yang kucari bukanlah sekadar trend, melainkan kedamaian dengan diriku sendiri. Dan itulah sesuatu yang tidak terdapat pada feed media sosial.
Menurutku sesekali menjadi FOMO tak mengapa, asalkan tidak terlampau kecanduan. Dan yang terpenting, kita mengerti mana prioritas yang memang kita butuhkan dan harus didahulukan.
Sebagai penutup, harapanku, tetaplah menjadi pribadi yang positif dan FOMOlah dengan penuh tanggungjawab.
Penulis Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Untirta Angkatan 2024