TIRTAYASA.ID – Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar diundang da
lam agenda ASEAN Mayors Forum (AMF) 2022 di Phnom Penh, Kamboja pada Jumat 2 Desember 2022.Pria yang juga sekaligus Vice President Parnterships in Environmental Management for the Seas of East Asia atau PEMSEA ini mendapat kesempatan sebagai pembicara dalam dua sesi.
Sesi pertama adalah Parallel Sesion 4 dengan membahas ASEAN Sustainable Urbanisation. Disusul untuk sesi Mayor Round Table dengan tema Exploring Sustainable Development Goals Collaboration.
Bupati Tangerang mengungkapkan peningkatan kawasan pesisir modern. Terkait hal ini, Kabupaten Tangerang berhasil dijadikan lokasi percontohan nasional dan internasional yang ditetapkan dalam agenda PEMSEA Network of Local Government (PNLG) Forum 2022 Oktober lalu.
“Pertumbuhan populasi yang tinggi setiap tahun membuat adanya tekanan di setiap wilayah, termasuk pesisir Kabupaten Tangerang,” ujarnya.
Data pertumbuhan penduduk Kabupaten Tangerang, pada 2018 hingga 2022 terdapat peningkatan sebesar 487.812 jiwa atau sekitar 15 persen menjadi 3.216.465 jiwa. Maka dari itu, pihaknya melakukan peningkatan secara parsial.
Dalam peningkatan dan pengelolaan kawasan pesisir ini perlu dilakukan secara beriringan, artinya bukan hanya pembangunan infrastrukturnya saja namun juga ekonomi serta lingkungan.
“Konsep pembangunan ini adalah yang terintegrasi antara ekonomi, infrastruktur dan lingkungan yang dibutuhkan untuk menopang perkembangan urbanisasi,” ujarnya seperti dilansir tangerangkab.go.id
Tantangan untuk mewujudkan hal itu antara lain pemukiman kumuh, sampah, masyarakat miskin, abrasi, banjir rob hingga penurunan habitat mangrove.
Sejumlah program pun dijalankan untuk mengatasi hal itu, salah satunya melalui Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai (Gerbang Mapan).
Kawasan yang menjadi percontohan tersebut adalah Desa Ketapang, Kecamatan Mauk melalui bedah rumah, pembudidayaan ikan dan udang, penyediaan tempat pelelangan ikan pelabuhan serta konservasi mangrove.
Pemkab Tangerang meningkatkan pelayanan setempat, seperti pembangunan pasar tradisional, kantor kecamatan, puskesmas hingga stadion mini.
“Kita juga meningkatkan sanitasi di sekolah-sekolah, salah satunya adalah menempatkan seluruh WC di gerbang masuk sekolah. Tujuannya agar komunitas bersama-sama mengawasi dan memelihara sanitasi. Dengan begitu ada tanggung jawab moral untuk konsisten mereka merawatnya,” terangnya.
Selain itu, ada program Kurasaki (Kurangi Sampah Sekolah Kita), yaitu upaya dalam mengurangi volume sampah di sekolah dengan membiasakan siswa membawa bekal makan dari rumah dan meniadakan tempat sampah. (*)