SERANG – Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (PW GP Ansor) Banten menegaskan dukungannya terhadap pembangunan pesantren melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Langkah ini dinilai sebagai bentuk nyata kehadiran negara dalam memperkuat pendidikan keagamaan dan memberdayakan santri di seluruh Indonesia.
Ketua PW GP Ansor Banten, Tb. Adam Ma’rifat, menyebut pembangunan pesantren menggunakan APBN bukan sekadar urusan teknis, melainkan strategi besar memperkokoh peran santri dan pesantren dalam pembangunan bangsa.
“Ini bentuk pengakuan negara terhadap pesantren dan santri yang telah berjasa besar sejak masa perjuangan,” ujar Tb. Adam kepada awak media di Serang, Senin 13 Oktober 2025.
APBN 2025 Alokasikan Rp708 Triliun untuk Pendidikan
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, alokasi anggaran fungsi pendidikan dalam APBN 2025 mencapai Rp708 triliun atau sekitar 20 persen dari total belanja negara.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar disalurkan melalui Kementerian Agama (Kemenag) untuk mendukung pendidikan keagamaan, termasuk pembangunan pesantren.
Secara nasional, Kemenag mengalokasikan Rp2,8 triliun untuk pembangunan infrastruktur dan penguatan lembaga pendidikan keagamaan, baik melalui DAK Fisik Pendidikan Keagamaan maupun Bantuan Pemerintah untuk Lembaga Pendidikan Keagamaan.
Sinergi Negara dan Santri
Tb. Adam menegaskan bahwa dukungan APBN terhadap pesantren merupakan wujud sinergi antara negara dan kalangan santri.
“Santri harus maju bersama negara. Dukungan APBN adalah bagian dari sejarah panjang keterlibatan santri dalam membangun peradaban bangsa,” tuturnya.
Ia mengingatkan bahwa pesantren memiliki peran historis dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Santri dan kiai menjadi pelopor perlawanan terhadap penjajah, termasuk melalui Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang kemudian menjadi dasar penetapan Hari Santri Nasional.
“Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tapi benteng perlawanan dan penopang utama identitas bangsa. Karena itu, negara wajib mendukung keberlangsungan pesantren,” tegas Tb. Adam.
Tolak Politisasi Pembangunan Pesantren
Tb. Adam juga mengingatkan agar isu pembangunan pesantren tidak dipolitisasi secara sempit.
“Pembangunan pesantren ini tidak boleh dipolitisasi. Ini soal masa depan pendidikan Islam dan peran santri dalam menjaga keutuhan bangsa,” katanya.
Ia pun menyoroti pihak-pihak yang menolak kebijakan pembangunan pesantren melalui APBN.
“Catat siapa yang menolak, dan dari partai mana. Publik harus tahu siapa yang benar-benar berpihak kepada pesantren,” ujarnya menegaskan.
Menurutnya, menolak pembangunan pesantren berarti mengabaikan kontribusi historis santri terhadap republik.
“Santri dan pesantren telah berdarah-darah untuk republik ini. Menolak dukungan negara kepada pesantren sama saja memutus rantai sejarah perjuangan,” kata Tb. Adam.
Ansor Tegak Bersama Pesantren
Sebagai penutup, Tb. Adam menyampaikan bahwa GP Ansor Banten akan terus menjadi garda depan dalam memperjuangkan kemajuan pesantren dan santri di Indonesia.
“Ansor berdiri tegak bersama pesantren. Dari dulu, santri dan negara berjalan seiring, dan semangat itu harus terus kita jaga,” pungkasnya. (*/rls)














