SERANG – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten berkomitmen mendorong perpustakaan sekolah di tingkat SMA/SMK atau sederajat berstandar Perpustakaan Nasional.
Untuk itu, DPK Provinsi Banten terus melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada pengelola perpustakaan yang ada di tiap sekolah se-Provinsi Banten.
Kepala DPK Provinsi Banten Usman Asshiddiqi Qohara mengatakan, perpustakaan tidak lagi hanya sebatas menjadi ruang koleksi buku. Akan tetapi, harus memberikan dampak manfaat langsung yang dapat memberdayakan masyarakat secara sosial ataupun kemandirian ekonomi.
“Karena kita membangun perpustakaan tentu harus melihat dampak manfaatnya. Tidak hanya membangun kecerdasan, tapi keberdayaan,” kata Usman kepada awak media, Selasa 19 November 2024.
Tidak hanya perpustakaan milik pemerintah daerah di tingkat provinsi atau kabupaten/kota, melainkan juga perpustakaan sekolah.
Menurutnya, perpustakaan sekolah menjadi pilar penting membangun sumber daya manusia. Sebab, mereka langsung berada di lembaga pendidikan.
“Untuk itu kita terus melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada perpustakaan sekolah agar bisa menjadi sarana membangun siswa yang siap berdaya saing,” ucapnya.
Sementara Pustakawan Muda pada DPK Provinsi Banten, Andri Nugraha mengatakan, sudah ada 120 sekolah baik SMA maupaun SMK yang telah dilakukan sosialisasi updateting data.
Hal itu dilakukan agar perpustakaan di sekolah dapat mengembangkan program kegiatan guna meningkatkan listerasi.
“Ascara 2 kali, 40 sekolah jadi 80 sekolah. Total 120 sama bimtek. Untuk mengisi updating data di website perpusnas. Dataperpusnas.co.id,” katanya.
Ia memaparkan, ada sejumlah syarat yang harus ditempuh sekolah agar perpustakaannya berstandar Perpusnas.
“Sasarannya instansi sekolah. Yang harus diisi jumlah koleksi buku perpusataan, jumlah tenaga, jumlah anggota perpustakaan, jumlah buku yang dipinjam, jam layanan, dan lainnya,” paparnya.
Ia menerangkan, keberadaan perpustakaan di sekolah dinilai sangat penting bagi proses penunjang pembelajaran.
Dengan banyaknya pilihan buku dan tingginya minat baca di usia remaja, pihaknya optimistis Indonesia emas di 2045 dapat terwujud.
“Keberadaan perpustakaan di sekolah sangat penting bagi proses pembelajaran siswa sebagai penunjang. Sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuannya,” terangnya. (ADV)