TIRTAYASA.ID, SERANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang merencanakan penyempurnaan standar operasional prosedur (SOP) pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang kini diberhentikan.
Demikian terungkap usai Kepala Dindikbud Wasis Dewanto mendampingi Walikota Serang, Syafrudin usai mengikuti Rapat Koordinasi Virtual tentang Kebijakan Pembelajaran di masa Pandemi yang dilaksanakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), di ruang teleconference Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Serang, Rabu (2/9).
Kepala Dindikbud Kota Serang, Wasis Dewanto mengatakan, Dindikbud akan menyempurnakan SOP pembelajaran tatap muka sebagaimana arahan Walikota Serang. “Kami akan menyempurnakan SOPnya. Sebagaimana arahan pak Wali,” kata Wasis.
Wasis menjelaskan penyempurnaan SOP dimaksud agar dalam proses pembelajaran tatap muka tidak menimbulkan kerumunan di lingkungan sekolah. “Soal mekanisme pembelajaran siswa. Jam belajar siswa, jumlahnya akan dibahas bersama setelah status zona Covid-19 hijau atau kuning,” katanya.
“Kalau dasarnya (status zona-red) telah sesuai, maka kami akan menggelar rapat kembali. Karena memang persiapannya harus betul-betul matang,” tambah Wasis.
Wasis mengungkapkan, pertimbangan lain yang tak kalah penting dalam pelaksanan proses pembelajaran tatap muka di zona kuning dan hijau, Dindikbud memiliki izin gugus tugas penanganan Covid-19, daftar periksa atau mengecek persiapan sekolah dan termasuk pernyataan kesediaan orang tua.
Sementara itu, Walikota Serang, Syafrudin mengatakan, penyempurnaan SOP dilakukan sebagai evaluasi dari pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang pernah dilakukan sebelumnya. “Kita memang perlu penyempurnaan SOP. Kita perlu simulasi lagi yang matang untuk pembelajaran tatap muka,” katanya.
Syafrudin menjelaskan, salah satu rekomendasi terkait pengaturan jumlah siswa masuk kelas. “Utamanya kan, yang diperbolehkan masuk sekolah itu 50 persen. Teknisnya nanti, kelas 1,2 dan 3 masuk sekolah. Besoknya kelas 4,5 dan 6,” katanya.
“Jadi bergantian sehari sekali masuknya. Sehingga tidak berjubel. Misalnya Senin kelas 1 sampai kelas 3 masuk sekolah. Selasanya hanya kelas 4 sampai kelas 6 yang masuk. Kemarin kan tidak begitu,” tambah Syafrudin.
Syafrudin mengatakan, dalam waktu dekat membahas dengan gugus tugas terkait hasil koordinasi dengan Kemendikbud. Ia mengungkapkan, ada 95 persen orang tua yang menginginkan sekolah tatap muka. (rls)