TIRTAYASA.ID, SERANG – Untirta menjadi Jawara di Bidang Fisika dan Astronomi se-Indonesia. Hal itu berdasarkan Schimago Institution Ranking (SIR) Tahun 2021 dalam bidang Physics dan Astronomy Untirta menduduki Ranking-1 di Indonesia, Ranking-29 di Asia dan Ranking 89 di Dunia.
Rektor Untirta, Prof Fatah Sulaiman mengapresiasi capaian tersebut. Ia mengaku optimistis akan mampu merealisasikan Visi-nya mewujudkan Untirta sebagai Integrated Smart and Green (It’S Green) University yang Unggul, Berkarakter dan Berdaya Saing di Kawasan ASEAN tahun 2030.
“Ini merupakan komitmen bersama dan hasil kolaborasi sivitas akademika Untirta untuk terus meningkatkan kualitas dan mutu Untirta,” melalui siaran pers, Minggu (25/4).
Kata dia, posisi ini menunjukkan Program Studi Pendidikan Fisika yang dimiliki oleh Untirta telah mampu bersaing dan menghasilkan riset serta publikasi berkelas dunia. Pemeringkatan Universitas di dunia yang dilakukan oleh SIR berdasarkan hasil perolehan selama periode lima tahun, yang berakhir dua tahun sebelum edisi peringkat.
Misalnya, jika tahun publikasi yang dipilih adalah 2021, maka hasil yang digunakan adalah dari periode lima tahun 2015-2019. Satu-satunya pengecualian adalah kasus indikator web yang hanya dihitung selama setahun terakhir.
Adapun kriteria yang dinilai adalah Research (50 persen), Innovation (30 persen) dan Societal impact (20 persen). Pemeringkatan ini menjadi perhatian bagi ilmuwan Indonesia karena selama ini mereka cenderung berpatokan pada publikasi di Jurnal terindeks Scopus.
Data Scimago bergantung pada data Scopus, keduanya milik penerbit Elsevier. Perbedaan antara keduanya adalah Scimago tersedia untuk umum, sementara penggunaan Scopus perlu berlangganan. “Scopus adalah database abstrak dan kutipan yang dimiliki oleh Elsevier, sebuah grup publikasi internasional,” katanya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta, Dase Erwin Juansah mengatakan, keberhasilan Prodi Fisika, tidak terlepas dari komitmen bersama para dosen di jurusan untuk mewujudkan visi rektor yang mampu bersaing di kawasan ASEAN 2030.
“Hal ini juga di tunjang oleh komitmen fakultas dalam penyediaan dan perbaikan sarana laboratorium jurusan yang refresentatif, sehingga para dosen bisa nyaman dan berlama lama melakukan riset atau kajian,” katanya.
Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Fisika Untirta Yus Rama Deny mengatakan, posisi ini tidak lepas dari puluhan publikasi hasil penelitian dosen sejak tahun 2015 yang banyak disitasi oleh ilmuwan kelas dunia pada Jurnal terindeks Scopus. “Prestasi ini tidak diraih dengan mudah, namun dengan perencanaan yang matang,” katanya.
Menurutnya, ada beberapa penelitian yang menarik perhatian atau disitasi oleh peneliti lain. Seperti, penelitian tentang ‘Reflection electron energy loss spectroscopy for ultrathin gate oxide materials’ yang dipublikasikan di Jurnal Surface and Interface Analysis terindeks di Scopus Quartile-2 (Q2). “Penelitian ini telah disitasi 44 kali,” terangnya.
Ia menjelaskan, ditemukan puluhan sitasi dari Jurnal Scopus Quartile-1 (Q1), seperti Journal of Electron Spectroscopy and Related Phenomena, Thin Solid Films, Materials Research Bulletin, Applied Surface Science, Journal of Vacuum Science and Technology A: Vacuum, Surfaces and Films, dan Journal of Magnetism and Magnetic Materials.
Alumni Chungbuk National University (South Korea) ini menambahkan, pihaknya tengah menyiapkan puluhan riset dari usulan kerja sama dan hibah penelitian nasional maupun internasional untuk para dosen dan mahasiswa. “Hasilnya, mahasiswa dan para dosennya banyak menghasilkan prototype, patent dan publikasi bertaraf internasional,” katanya.
“Beberapa prototype saat ini tengah menjalani proses hilirisasi dan ada yang sedang diusulkan untuk di-hilirisasi dengan pihak industri melalui program matching-fund,” terangnya. (rls)