Oleh : Mukhtar Ansori Attijani
Ikatan Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Provinsi Banten rencananya akan menyelenggarakan Musyawarah Wilayah (Muswil) ke I, bertajuk Memperkokoh Moderasi Beragama untuk Banten Barokah di Aula Kementrian Agama Banten, Kota Serang, 19-20 Februari 2022.
Sepekan jelang pelaksanaan Muswil tak ada respon, itu ditandai belum ada figure hasil diskursus dari pelbagai alumni yang muncul dipermukaan. Padahal, sebetulnya menjadi momentum dimana para alumni baik yang sepuh maupun yang muda.
Dimana, menjadi sarana berkumpul bersama membedah apa yang menjadi kebutuhan keluarga besar PMII di Banten, dalam mengelola Resources yang ada sehingga tidak mubadzir bahkan tidak sedikit momentum yang terlewatkan.
Jika melihat sejauh ini, IKA PMII Banten terkesan gagap dalam menghadapi fase demi fase sebuah perubahan zaman yang penuh dengan tantangan. Sebenarnya, membincangkan sosok Nahkoda IKA PMII Banten sangatlah menarik.
Padahal, banyak hal yang bisa membuat sosok nahkoda IKA PMII Banten. Pertama, sebagai alumni PMII tentunya sudah tersebar dipelbagai leading sector semisal bidang Pengusaha, Politik, Akademisi, Penyelenggara, Birokrat dan lainnya bahkan masih ada yang aktif sebagai aktivis NGO.
IKA PMII memerlukan sosok yang mampu mengakomodir semua kelompok tersebut agar mampu berjalan beriringan dalam menggapai apa yang menjadi harapan bersama.
Hal lainnya, sosok nahkoda IKA PMII Banten kedepan ialah karena alumni juga menjadi bagian wajah masa depan kita sebagai kader atau para alumni dengan alasan tersebut kita harus peduli, salah satu caranya dengan membincang sosok nahkoda ke depan.
Selain itu, IKA PMII yang memiliki positioning yang cukup strategis tentunya sudah mulai banyak bermunculan, sehingga ini bisa menjadi bahan diskursus bersama untuk menginventarisir berbagai macam kepentingan serta kebutuhan keluarga besar PMII di Banten kedepannya.
Kedua, IKA PMII saat ini memiliki posisi yang cukup strategis. Yang tentunya ini aKn bermunculan. Sehingga ini menjadi bahan diskursus bersama untuk kepentingan bersama keluarga besar PMII Banten.
Ketiga, sebagai sosok nahkoda alumni PMII kedepannya tentu sudah selesai dalam persoalan kemandirian seatle atau ekonomi, agar saat memimpin sudah tidak disibukkan lagi untuk urusan-urusan pribadinya sehingga lebih fokus untuk menata masa depan kader atau alumni di bawahnya.
Sosok nahkoda harus mampu mempengaruhi kebijakan publik, agar kedepan mampu mengkonsolidasikan segala kepentingan melalui seluruh stakeholder. Karena itu, kriteria sosok nahkoda IKA PMII harus visioner dalam melangkah serta mampu menerjemahkan banyak hal yang berkaitan dengan penguasaan sector strategis.
Keempat, Ruang IKA PMII ini merupakan ruang untuk berbagi bukan ruang untuk diperebutkan. Karena, jika ruang IKA PMII ini masih diperebutkan maka sama sekali tidak ada bedanya saat masa-masa proses di Rayon, Komisariat, Cabang, Koordinator Cabang hingga Pengurus Besar.
Sekalipun yang selalu memperebutkan posisi saja tanpa berbicara pendistribusian melainkan hanya berbicara retribusi. Jadi, siapapun sosok nahkoda IKA PMII Banten kedepan tentunya harus mampu berbagi, baik itu berbagi peran, berbagi ruang, berbagi peluang, bahkan berbagi pendapatan.
Mengingat tahun 2024 merupakan momentum yang tepat untuk saling berkolaborasi antara satu dengan yang lainnya.
Kelima, yang terpenting mempertimbangkan asas kesadaran individu yang tinggi. Semisal, sosok tersebutb sadar bahwa kemampuannya lebih besar daripada keinginannya dan hal itu tentunya muncul dari penilai orang lain atas dirinya bukan atas penilaian diri sendiri.
Mengingat, hal ini sangat dibutuhkan karena jika yang dikedepannkan hanyalah keinginan daripada kemampuan. Maka, sudah bisa dipastikan segala tujuan hanya akan menjadi harapan semu karena keinginannya jauh lebih besar daipada kemampuannya, mengutip pribahasa bahwa ‘lebih besar pasak daripada tiang’.
Kemudian, keenam sosok nahkoda IKA PMII kedepan juga sudah tentu menjadi symbol kebesaran bersama demi menjaga marwah kelembagaan. Mengingat didalam ruang IKA ini tidak menutup kemungkinan ada yang sudah besar ketokohannya atau positioningnya, atau mungkin ada yang beranjak besar, mungkin ada yang harus dibantu untuk dibesarkan.
Bahkan, mungkin masih banyak hal lainnya, yang pasti jangan sampai besar kepala (merasa besar sendiri, besar menurut versi sendiri) yang menyebabkan stagnaninasi pengembangan reasorces yang ada.
*) Penulis adalah Ketua Bidang Media dan Opini Publik Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Masa Khidmat 2017-2021 dan Ketua PKC PMII Banten Masa Khidmat 2015-2017.