Oleh : Fadli Rumakefing
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) di usia yang sudah tidak muda lagi yakni 77 tahun telah banyak mengalami pasang surut dinamika terhadap institusi.
Dinamika yang terjadi baik internal yang berkaitan dengan struktural maupun kultural, bahkan yang datang dari eksternal yaitu stigma masyarakat terhadap kepolisian baik itu positif maupun negatif.
Polri Presisi yang merupakan akronim dari dari Predikat, Responsibiltas, Transparansi Berkeadilan, diusung oleh Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo selaku Kepala Kepolisian Republik Indonesia diharapkan dapat mengembalikan citra Polri.
Bagaimana potret Polri dimata dan pikiran masyarakat? Bagaimana harapan masyarakat terhadap Polri masa depan?
Mengingat beberapa waktu belakang ini institusi POLRI diterpah badai internal yang cukup menguras waktu dan energi, yakni Irjen Ferdy Sambo cs yang terlibat dalam kasus (polisi tembak polisi).
Kemudian, Irjen Teddy Minahasa yang terlibat dalam kasus (peredaran narkoba) dan masih banyak lainnya yang berdampak pada menurunya kepercayaan dan meningkatnya stigma negatif masyarakat terhadap institusi Polri yang begitu tajam.
Menurut data yang di rilis oleh Survei Litbang Kompas memperlihatkan citra negatif Polri menyentuh angka 43,1 persen pada Juni-Oktober 2022.
Padahal, sebelumnya Litbang Kompas menunjukkan tren citra Polri yang konsisten baik dari Agustus 2020 hingga Januari 2022 di atas 70 persen.
Disisi yang lain, penerapan dan pendekatan keadilan restoratif di ininstitusi Polri banyak melahirkan solusi dan keadilan bagi masyarakat.
Penerapan keadilan yang mengutamakan asas kekeluargaan yang berdampak positif terhadap Polri sebagai institusi penegak hukum.
Harapannya Polri kedapan menjadi lembaga dengan pelayanan publik yang terintegrasi, penegakan hukum yang prediktif, bertanggungjawab dan menjamin rasa keadilan dan kekeluargaan di dalam masyrakat.
Pergolakan kasus internal institusi yang menguras waktu dan energi diimbagi dengan kerja-kerja kongkrit dalam upaya perbaikan dan pembenahan kultrual institusi Polri telah mendatangkan hasil yang baik untuk Polri.
Dimana hasil survei Litbang Kompas pada Mei 2023 menyebut citra Polri mulai pulih baik sebesar 61,6 persen, setelah anjlok pada dua periode survei sebelumnya.
Setelah badai berlalu, Polri kini harus bisa mengelola dinamika Keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang Pemilu serentak 2024.
Dalam menghadapi corak dan karakteristik masyarakat yang beragam dengan perbedaan pendapat dan pilihan pendekatan persuasif yang humanis harus dilakukan sebagai upaya dalam menciptakan kondisi dan suasana yang sejuk dan damai.
Pada HUT ke-77 Bhayangkara yang jatuh pada 1 Juli tahun 2023 dengan mengusung tema ‘Polri Presisi untuk Negeri’ (Pemilu Damai untuk Indonesia Emas) diharapkan dapat menjadi momentum transformasi kultural institusi Polri yang lebih humanis dan responsif serta menyatuh dengan Rakyat.
Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dengan karakteristiknya yang humanis, tenang, dan responsif dipercaya dapat mengelola dan menciptakan Keamanan dan ketertiban masyarakat sejuk dan damai menjelang Pemilu Serentak 2024.
Mengutip pesan Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dalam buku SETAPAK PERUBAHAN Catatan Pencapaian Satu Tahun Polri Yang Presisi ‘Kritik itu bukti kepedulian masyarakat terhadap kita, dan harus di respon dengan menjadi lebih baik’.
Selamat HUT ke-77 Bhayangkara, Presisi Polri, Indonesia Maju.
*) Penulis adalah Ketua Umum Badko HMI Jabodetabeka Banten 2021-2023