Menu

Mode Gelap
Hasil Pengundian KPU Banten, Airin-Ade Nomor Urut Satu, Andra-Dimyati Nomor Urut Dua Nanang Saefudin Dilantik Jadi Pj Wali Kota Serang Bandung Raya Diguncang Gempa Bumi 5.0  Pasangan Andra dan Dimyati Daftar ke KPU Banten Syafrudin-Heriyanto Daftar Ke KPU Kota Serang 

Kesehatan · 7 Feb 2022 21:56 WIB ·

Vaksinasi Penting Cegah Omicron


 Vaksinasi Penting Cegah Omicron Perbesar

Oleh : Retno Palupi

Virus Covid-19 varian Omicron membuat lonjakan pasien di Indonesia. Untuk mencegah penularan Omicron maka masyarakat diimbau untuk mengikuti kegiatan vaksinasi agar imunitas tubuh semakin optimal.

Meledaknya pasien Corona bagaikan mimpi buruk yang jadi nyata. Penyebabnya karena 2 bulan lalu kasus Covid bisa ditekan sehingga pasien hanya 500-an per hari, tetapi gara-gara masuknya virus Covid-19 varian Omicron kurva jadi naik lagi. Omicron benar-benar perlu diantisipasi karena menular lebih cepat daripada varian Delta.

Untuk mencegah penularan Omicron tentu kita harus tetap berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Vaksinasi juga harus dilakukan agar kekebalan tubuh meningkat dan tak mudah kena Corona varian apa saja. Segeralah divaksin, karena masih digratiskan oleh pemerintah dan terbukti tidak menimbulkan efek samping apa-apa bagi yang sudah pernah diinjeksi.

Pandu Riono, epidemiolog dari Universitas Indonesia meminta masyarakat tidak usah panik akan masuknya Corona varian Omicron di negeri ini, yang penting mereka sudah vaksinasi. Mutasi virus adalah hal yang wajar dan Omicron relatif tidak berbahaya (jika dibanding dengan varian lain) walau lebih cepat menular.

Pandu menambahkan, lonjakan kasus Corona akibat Omicron sebagian adalah transmisi luar negeri. Berarti dikategorikan kasus yang didapat dari luar negeri, dan masyarakat tak usah panik akan besarnya angka tersebut, apalagi Indonesia telah disebut masuk ke gelombang ketiga Covid.

Omicron baru berbahaya jika ia hinggap di manusia yang berusia lanjut alias lansia, mereka yang memiliki komorbid, dan belum divaksin sama sekali. Jika Anda sudah divaksin maka akan aman dari virus Covid-19 varian terbaru ini, asal disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan 10M.

Bisa jadi lonjakan kasus Corona di Indonesia terjadi selain karena masuknya Omicron, juga karena kendurnya protokol kesehatan. Atau, yang ditaati hanya satu atau dua poin tetap yang lain malah dilanggar. Jika sudah divaksin maka harus tetap jaga protokol kesehatan karena masa pandemi belum selesai.

BACA JUGA   Presiden di Lokasi Bencana NTT

Vaksinasi juga perlu diadakan lagi di daerah-daerah agar cakupan vaksinasi meluas dan kekebalan kelompok cepat terbentuk. Vaksinasi door to door yang diinisiasi oleh badan itelijen negara (BIN) juga bagus karena mendatangi masyarakat, sehingga makin banyak yang divaksin. Makin banyak yang sudah diinjeksi vaksin tentu makin kebal dari serangan Omicron, karena imunitasnya bagus.

Pihak lain (bukan hanya BIN) baik lembaga pemerintahan maupun swasta juga bisa mengadakan vaksinasi agar membantu suksesnya program vaksinasi nasional. Penyebabnya karena makin banyak yang menyelenggarakan vaksinasi maka makin cepat herd immunity terbentuk, tentu bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat. Mereka semangat untuk mengadakan vaksinasi karena ingin membantu pemerintah dalam membasmi Corona.

Misalnya pihak swasta bisa mengadakan vaksinasi di kantor kelurahan, dengan seizin pak Lurah tentunya, dan masyarakat akan diberi hadiah sembako atau paket lain. Dengan cara ini maka makin banyak yang mau divaksin karena ingin mendapatkan gratisan sekaligus proteksi dari Corona, terutama varian Omicron. Ingatlah bahwa Omicron menular lebih cepat sehingga mengadakan vaksinasi sangat membantu pemerintah menghentikan penyebarannya.

Vaksinasi amat penting untuk mencegah meluasnya Corona, terutama varian Omicron, di Indonesia. Memang penderita Omicron hanya sakit dengan gejala ringan tetapi tetap tak boleh disepelekan. Semua orang harus mau divaksin dan tetap disiplin dalam protokol kesehatan, karena pandemi belum selesai dan masih ada potensi tertular Corona walau kemungkinannya kecil.

*) Penulis adalah Kontributor Pertiwi Institute

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Labubu, FOMO dan Fenomena Doom Spending

7 Oktober 2024 - 02:06 WIB

Dedikasi dan Passion di Dunia Otomotif; Kisah di Balik Dotmedia

19 September 2024 - 08:02 WIB

Bestie: Berawal dari Negative First Impression

18 September 2024 - 11:47 WIB

Novel Pertama

16 September 2024 - 00:39 WIB

Healthy Friends

15 September 2024 - 08:59 WIB

Lelahnya Jadi Budak FOMO

14 September 2024 - 10:11 WIB

Trending di Kampus