Sebuah Catatan
Tak terasa, Sabtu 27 Agustus 2022 Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) menggelar Musyawarah Besar (Mubes). Kali ini Mubes XXV. Kepemimpinan Marko dan pengurus lainnya. Terasa begitu cepat. Padahal sudah dua tahun.
Proses Mubes selalu saja menarik banyak perhatian. Kader, pengurus Komisariat, Perwakilan, Koordinator. Bahkan, para kumolot, yang masih senang melihat perkembangan Kumala. Bukan tidak mungkin, pihak di luar Kumala ikut membahasnya.
Bagi kader, Mubes menjadi salah satu kebanggaan. Karena, ini bagian proses akhir dinamika organisasi yang berdiri sejak 1965. Tak heran, apabila kader mempersiapak semua kemampuan terbaiknya untuk disampaikan pada forum ini.
Selanjutnya bagi kumolot. Proses ini menjadi penting, karena erat kaitannya tentang menjadi marwah kekeluargaan. Karena bagi sebagian kumolot, peristiwa Mubes, pernah membuat sebagian orang kecewa sehingga membelah keutuhan bahtera kekeluargaan.
Kemudian, bagi eksternal. Mubes dinilai strategis, karena terkait dengan sikap kritis Kumala yang konsisten mengawal pembangunan di Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten. Struktur yang terintegrasi, dengan cakupan Perwakilan di tiap wilayah membuat Kumala selalu menarik diperhatikan.
Dinamika Mubes seperti biasa mulai terasa. Konsolidasi para pengurus perwakilan dengan kandidat. Sesekali menyeret emosi para kumolot, menjadi sesuatu hal biasa. Bahkan, ini salah satu bukti, bahwa para Kumolot menempatkan Kumala jadi salah satu bagian dalam hidup.
Istilah ‘tong pundungan’ menjadi salah satu modal yang harus dimiliki kader di tengah situasi Mubes. Apapun profesi yang tengah diemban Kumulot. Berbaur seperti tak ada sekat. Bahkan, seperti menjadi peserta Mubes.
Semua keluarga besar memiliki harapan besar pada Mubes Kumala. Secara oganisiasi, berharap Kumala terus berubah sesuai tema, yaitu ‘Tansformasi Gerakan KUMALA dalam Menghadapi Perkembangan Zaman’.
Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian bersama. Formulasi kaderiasi berjenjang LK-1, LK-2, pemberdayaan kader hingga formulasi gerakan. Ini selalu dianggap jadi modal dalam mewujudkan tujuan dan harapan Kumala.
Syarat Ketua Umum
Isu jelang Mubes, selalu saja ada dominan. Banyak hal tersaji. Yang menarik pada saat ini, terkait dengan dengan Syarat Lulus Strata 1 atau berstatus Sarjana bagi kader yang akan maju jadi Ketua Umum.
Banyak senior merespon syarat tersebut tak sesuai dengan Kumala sebagai organisasi kemahasiswaan. Ada juga yang menilai hal tersebut tak sesuai dengan AD/ART.
Ada juga yang menilai langkah tersebut dilakukan mengantisipasi kesibukan saat menjadi Ketua Umum atau bahkan Drop Out. Tapi, tentu hal itu diserahkan pada peserta Mubes.
Tak ada masalah yang tak bisa selesai melalui musyawarah. Kumala tak pernah menemui jalan buntu, apabila musyawarah dilakukan bersama untuk kebaikan Kumala.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih para pengurus Koordinator dibawah nahkoda Marko. Tak ada kebaikan berujung penyesalan.
Selamat melaksanakan Mubes XXV. Semoga Kumala selalu memperbaharui cara untuk memberikan manfaat bagi Negara dan Lebak Tercinta.
(*) Fauzan Dardiri Pengurus Koordinator 2012-2014