Menu

Mode Gelap
Hasil Pengundian KPU Banten, Airin-Ade Nomor Urut Satu, Andra-Dimyati Nomor Urut Dua Nanang Saefudin Dilantik Jadi Pj Wali Kota Serang Bandung Raya Diguncang Gempa Bumi 5.0  Pasangan Andra dan Dimyati Daftar ke KPU Banten Syafrudin-Heriyanto Daftar Ke KPU Kota Serang 

Opini · 12 Jan 2024 11:31 WIB ·

Menjaga Keharmonisan Pemilu Memperkokoh Demokrasi Indonesia


 Menjaga Keharmonisan Pemilu Memperkokoh Demokrasi Indonesia Perbesar

Oleh : Wimala Candramaya

Pemilu dianggap sebagai tolok ukur sejauh mana demokrasi dapat berkembang dalam suatu negara. Dalam proses ini, rakyat memiliki hak untuk memilih pemimpin yang dianggap mampu mewakili aspirasi dan kepentingan mereka. Namun, harapan tersebut dapat terhenti jika pemilu diwarnai oleh konflik dan kekerasan. Oleh karena itu, pemilu damai menjadi prasyarat utama bagi kelangsungan demokrasi.

Pentingnya menjaga pesta demokrasi yakni Pemilu 2024 agar damai yakni dapat memberikan manfaat dari berbagai aspek. Seperti memberikan legitimasi yang kuat kepada pemerintahan yang terpilih. Suasana damai memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa hasil pemilu mencerminkan kehendak mayoritas.

Pemilu yang damai menciptakan stabilitas politik yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Investasi cenderung lebih banyak mengalir ke negara yang memiliki lingkungan politik yang stabil.
Selain itu dampak lainnya yaitu menjadi fondasi keberlanjutan demokrasi. Ketika proses pemilu dijalankan tanpa konflik, masyarakat cenderung lebih terlibat dalam politik dan lebih percaya pada institusi demokratis.

Untuk mewujudkan pemilu yang damai, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, lembaga terkait, masyarakat sipil, dan tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh. Berikut adalah beberapa cara yang dapat diupayakan untuk menjaga damai dalam proses pemilu. Seperti pemanfaatan teknologi informasi dengan bijak.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengimbau kepada masyarakat Indonesia, khususnya para pemilih pada Pemilu Damai 2024 agar menjadi pemilih cerdas dengan tidak termakan informasi hoaks apalagi turut menyebar berita-berita hoaks atau konten negatif lainnya.

Pada 2024 ini, bangsa Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi, yaitu Pemilu serentak pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) dan pemilihan umum legislatif (Pileg) untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024 dan pemilihan kepala dan wakil kepala daerah (pilkada) pada November 2024.

BACA JUGA   Aturan Turunan UU Cipta Kerja Mempermudah Investasi

Ini menjadi kesempatan yang istimewa bagi bangsa dan negara Indonesia untuk mewujudkan kehidupan demokrasi yang berkualitas sehingga hasil yang positif selama lima tahun ke depan dapat dinikmati seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

Jumlah prosentase pemilih pada Pemilu 2024 yang masuk kategori pemilih muda berdasarkan Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2024 yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mencapai kurang lebih 52 persen dari 204.807.222 pemilih di Indonesia.

Banyaknya pemilih muda dalam Pemilu 2024 menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara Pemilu, di mana permasalahan yang ada saat ini adalah selain tingkat pengetahuan dan pemahaman pemilih muda terhadap politik masih dinilai rendah juga kemungkinan dihadapkan adanya maraknya hoaks yang bertebaran di media sosial.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, pemilu adalah pesta demokrasi, pesta kemeriahan, sehingga seyogyanya masyarakat Indonesia menjadi pemilih cerdas dengan menggunakan hak pilihnya secara cerdas serta beropini secara cerdas pula.

Pada intinya jangan termakan berita bohong, karena penyebar hoaks itu ingin membodohi orang-orang. Pilihlah pilihan kita sendiri, tapi hormati dan hargai juga pilihan orang lain. Pada dasarnya kita semua bersaudara.

Siapapun yang terpilih nantinya pasti demi kebaikan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Jangan sampai menimbulkan kekacuan apalagi menggerakan sebaran hoaks, akan ditindak tegas oleh pihaknya.

Begitu juga seperti yang dikatakan oleh Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi bahwa, 14 Februari 2024 mendatang, pesta demokrasi akan dilaksanakan di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat wajib memastikan seluruh rangkaian pemilu dapat berjalan dengan sukses, aman, damai, demokratis dan kondusif.

Lebih lanjut dikatakan, momentun deklarasi itu merupakan bentuk komitmen bersama, Pemerintah Kota Sabang, Forkopimda, seluruh partai politik dan elemen masyarakat Kota Sabang, untuk menyukseskan, menjaga kedamaian serta meminimalisir pelanggaran dalam pelaksanaan pemilu 2024.

BACA JUGA   Lawan Meksiko, Argentina Tidak Boleh Kalah, Ini Akibat Bakal Menanti

Perlu diingat, perbedaan pilihan jangan menjadi pemutus hubungan silaturahmi sesama kita. Semoga Sabang, maupun seluruh wilayah Indonesia hari ini dan seterusnya selalu dalam keadaan aman, damai, saling menghormati, dan saling mengenal satu sama lain, walaupun kita berbeda-beda dalam pilihan.

Ketua Umum DPP Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo (HT) mengajak seluruh pihak untuk mewujukan Pemilu 2024 bisa berjalan dengan damai. Ia merasa, hal itu bisa terjadi bila iklim politik itu kondusif. Ambisi kelompok tertentu untuk menangkan Pemilu 2024 tak boleh mengorbankan rakyat. damai itu harus. Meskipun saat ini kontestasinya cukup intensif.

Sebagai negara dengan beragam suku, agama, dan budaya, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam mengelola proses pemilu. Namun, dengan kesadaran kolektif akan pentingnya pemilu damai, Indonesia dapat terus melangkah maju sebagai contoh demokrasi yang berkelanjutan dan stabil. Dengan menjaga prinsip-prinsip demokrasi, masyarakat Indonesia dapat bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik.

Pemilu yang damai bukan hanya menjadi pencapaian pada saat itu, tetapi juga merupakan investasi untuk masa depan. Menciptakan iklim politik yang harmonis dan penuh toleransi dapat membentuk generasi penerus yang lebih cakap dalam berdemokrasi dan menjaga persatuan bangsa. (*)

)* Penulis merupakan Pengamat Komunikasi Politik

Artikel ini telah dibaca 29 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Labubu, FOMO dan Fenomena Doom Spending

7 Oktober 2024 - 02:06 WIB

Dedikasi dan Passion di Dunia Otomotif; Kisah di Balik Dotmedia

19 September 2024 - 08:02 WIB

Bestie: Berawal dari Negative First Impression

18 September 2024 - 11:47 WIB

Novel Pertama

16 September 2024 - 00:39 WIB

Healthy Friends

15 September 2024 - 08:59 WIB

Lelahnya Jadi Budak FOMO

14 September 2024 - 10:11 WIB

Trending di Kampus