Oleh : Dodik Prasetyo
Pemerintah mencanangkan gerakan mencintai produk dalam negeri, agar sektor UMKM selamat. Karena saat pandemi, merekalah yang paling jatuh saat kehilangan pelanggan, setelah daya beli masyarakat menurun drastis. Jika UMKM selamat maka perekonomian Indonesia akan selamat, karena merekalah tulang punggung finansial Indonesia.
Selama ini, kita sering melihat iklan produk impor yang terkesan indah. Memang banyak artis yang memakai produk buatan luar negeri dengan harga fantastis. Bahkan sebuah tas ada yang harganya puluhan hingga ratusan juta rupiah. Padahal bentuknya sangat kecil, sehingga tidak bisa memuat banyak benda di dalamnya.
Sayangnya mindset bahwa barang buatan luar negeri itu lebih bagus, masih bercokol di kepala banyak orang. Ada pula yang membelinya karena alasan gengsi. Padahal produk buatan dalam negeri juga tak kalah bagusnya dan kualitasnya hampir sama. Selain itu, harganya juga jauh lebih murah, karena tak perlu bayar pajak dan biaya kirim yang mahal.
Presiden Jokowi mengkampanyekan cinta produk dalam negeri. Karena membeli produk dalam negeri adalah salah satu bentuk kepedulian terhadap masyarakat lainnya. Caranya dengan belanja di sektor mikro, ultra mikro, dan membeli barang buatan dalam negeri. dalam artian, jika buatan anak bangsa banyak yang membeli, maka perekonomian kita akan terangkat.
Presiden Jokowi menambahkan, barang buatan dalam negeri juga tak kalah bagusnya dengan buatan luar negeri. Dalam artian, sebenarnya kualitas produk asli Indonesia juga baik, hanya saja mungkin promosinya kurang. Ketika presiden menginstruksikan untuk membeli produk buatan Indonesia, maka secara tak langsung akan memviralkan bahwa kualitas barang asli Indonesia sangat bagus.
Sudah banyak produk asli Indonesia yang kuat dan desainnya memukau. Misalnya produsen UMKM tas dan dompet kulit dari Jogjakarta. Mereka membuat desain dompet kulit yang eksklusif dan memiliki motif batik, sehingga berkesan etnik dan sangat menarik. Bahkan produk ini juga diminati oleh wisatawan asing, karena sangat eksotis, menarik, dan tidak pasaran.
Selain itu, ada pula produsen UMKM sandal dan sepatu dari Bali. Produknya sangat unik dan eye catching, sehingga cocok dikenakan oleh perempuan yang menyukai mode. Sandal ini sudah masuk ke ranah internasional dan sudah diekspor, sehingga kualitasnya tidak perlu diragukan. Hal ini menunjukkan bahwa barang buatan Indonesia juga menjaga mutu dan tidak kalah dari produk luar negeri.
Ada pula gaun yang jadi incaran artis di luar negeri, padahal dirancang oleh desainer asli Indonesia. Pakaian yang unik itu menunjukkan cita rasa seni dari perancang mode di negeri kita, dan menunjukkan bahwa baju buatan kita juga tak kalah indahnya. Malah lebih unggul, karena ada sisi etnis, yang tidak dimiliki oleh produk luar negeri.
Lagipula, beberapa produk luar negeri ternyata dibuat di Indonesia, untuk alasan efisiensi baya produksi dan ongkos kirim. Pembuatnya juga orang Indonesia. Namun dibikin dengan standar internasional. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih keblinger akan barang impor, padahal sama saja dibuat di Indonesia.
Ketika ada gerakan untuk mencintai produk dalam negeri, maka akan menyelamatkan UMKM. Karena mereka bisa berproduksi, saat ada konsumen yang setia menunggu peluncuran barang baru. UMKM akan selamat karena bebas dari ancaman pailit, karena sepi order. Jika kita menyukai produk Indonesia, maka bisa juga memviralkannya, agar UMKM tetap jaya.
Mencintai produk dalam negeri akan membuat kondisi perekonomian negara membaik. Karena jika UMKM yang membuat produk asli Indonesia membuat barang, lalu diserbu para pembeli, akan naik omzetnya. Akibatnya roda perekonomian akan berjalan dengan kencang. UMKM juga tulang punggung dari finansial Indonesia, karena mayoritas pedagang berlevel kecil dan menengah. Oleh karena itu wajib dibantu oleh program ini.
)* Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia