Oleh : Deka Prawira
Jumlah pasien corona melonjak drastis, dan pemerintah sampai 2 kali menerapkan PSBB di awal 2021 ini. Masyarakat juga diminta untuk kooperatif dan tetap menjaga protokol kesehatan. Walau sebentar lagi kita mengantri giliran untuk vaksin corona, tetap wajib pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak.
Ketika pandemi kita alami hampir setahun lamanya, maka vaksin corona adalah penyelamat. Vaksin Sinovac diklaim memiliki efektivitas lebih dari 90% dan membuat kita bisa kebal dari serangan virus covid-19. Jumlah pasien akan berkurang hingga 0. Jika semua orang di Indonesia disuntik vaksin 2 kali, pandemi bisa segera berakhir. Karena sudah terbentuk kekebalan kelompok.
Namun kita tak boleh leha-leha sambil menunggu giliran vaksin. Semua orang masih harus menaati protokol kesehatan, untuk mencegah penularan corona. Karena menurut Panji Hadisoemarto, epidemiolog Unpad, kekebalan kelompok membutuhkan waktu selama setahun. Jadi tidak boleh mentang-mentang habis divaksin langsung bebas melepas masker.
Amatlah miris ketika beberapa bulan kemarin kedisiplinan masyarakat mulai menurun. Terbukti dari jumlah pasien corona yang melonjak drastis menjadi lebih dari 6.000 orang sehari. Ketika pemerintah memberlakukan 2 kali PSBB sejak januari 2021, jangan dikeluhkan. Karena jika mobilitas tidak dibatasi, akan menambah jumlah pasien corona.
Meskipun angka kesembuhan pasien covid naik, namun banyaknya jumlah pasien baru tentu menyesakkan. Tidak semua pasien boleh isolasi mandiri dan mengkonsumsi obat, karena tergantung daya tahan tubuhnya. Jika tidak dapat kamar di RS, sedangkan ia harus ditunjang dengan ventilator.
Apakah kita mau sakit selama 14 hari dan menahan sesak di dada, hanya gara-gara malas pakai masker? Jangan lupakan fakta bahwa pasien corona tak hanya merasa sesak, tapi juga pusing, sakit mata, sampai delirium (pikirannya tidak sinkron). Setelah sembuh, ia juga masih beresiko karena daya tahan tubuhnya menurun. Jadi masih tetap harus mematuhi protokol kesehatan.
Selain disiplin pakai masker dan rajin cuci tangan, protokol kesehatan lain juga wajib ditaati. Menjaga jarak memang agak susah pada awalnya, namun harus dilakukan demi keamanan dan kesehatan bersama. Jangan mentang-mentang sekolah anak diliburkan untuk sementara, malah lalai dan berjalan-jalan ke Mall atau tempat hiburan lain.
Sabarlah dan tetap di rumah untuk sementara. Saat harus work from home, maka kurangi intensitas keluar rumah. Untuk belanja sayuran dan kebutuhan sehari-hari lain, saat ini sudah ada aplikasi atau toko online yang membuka layanan antar dengan ongkos kirim terjangkau. Jadi Anda tidak usah berdesak-desakan ke pasar, dan mengabaikan physical distancing.
Begitu juga dengan acara hajatan, arisan, dan pesta pernikahan. Ingatlah bahwa pandemi adalah masa prihatin. Tak usahlah membuka tenda dan mengundang ribuan tamu seperti dulu. Menurut standar dari Tim Satgas Covid, boleh saja ada pernikahan tapi tamu maksimal 30 orang. Jangan sampai pasca acara, menimbulkan klaster corona baru, karena nekat mengundang banyak orang.
Ingatlah bahwa menjaga protokol kesehatan tidak hanya penting untuk diri sendiri, tapi juga orang lain. Jangan sampai Anda jadi OTG karena lupa pakai masker dan menularkannya pada anak yang masih kecil. Menjaga protokol kesehatan wajib dilakukan sekeluarga, dan orang tua melakukannya untuk memberi teladan kepada anak-anaknya.
Disiplin menjaga protokol kesehatan wajib dilakukan untuk menjaga kesehatan dan keamanan diri sendiri dan keluarga. Jangan malas pakai masker dan mencuci tangan atau pakai hand sanitizer. Tetaplah jaga jarak dan batasi pertemuan dengan orang lain, jika tidak benar-benar penting. Jika semua orang disiplin menjaga protokol dan sudah divaksin, maka pandemi bisa lekas berakhir.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini