Menu

Mode Gelap
Kemeriahan Puncak Dies Natalis UPG ke-3, Dihadiri Artis hingga Pejabat Daerah  Politikus Gerindra Desmond J Mahesa Meninggal Dunia MK Tetapkan Pemilu 2024 Pakai Sistem Proporsional Terbuka, Waspadai Politik Uang  Pembangunan Tahap II Masjid Agung Ats Tsauroh Ditarget Rampung 2023 Capres Ganjar Pranowo Safari Politik di Banten

Opini · 8 Sep 2020 08:50 WIB ·

Ki Kajali, Menjadi Girang dengan Wayang Garing (Bagian I)


 Ki Kajali, Menjadi Girang dengan Wayang Garing (Bagian I) Perbesar

Oleh: Ken Supriyono*

KI KAJALI namanya. Nama yang singkat dan sederhana. Tapi, memiliki dedikasi yang cukup besar terhadap budaya daerah. Dialah, satu-satunya yang masih memainkan Wayang Garing. Warisan budaya sekaligus hiburan yang membuat girang warga di sekitar Serang-Banten.

***

Belum lama ini, Laboratorium Banten Girang mengadakan diskusi Wayang Garing – Ki Kajali, secara virtual. Saya cukup antusias. Karena diskusi itu, mengingatkan kembali ingatan saya pada satu kesempatan mewawancarai langsung Ki Kajali ihwal Wayang Garing.

Kendati, ada kabar yang juga mengejutkan. Diskusi virtual yang menghadirkan narasumber Peneliti Kantor Bahasa Banten, Nur Seha, sekaligus menggalang dana untuk pengobatan Ki Kajali yang terbaring sakit.

Saya berdoa, semoga Ki Kajali segera pulih dan kembali aktif memainkan wayang-wayangnya. Apalagi dialah satu-satunya dalang Wayang Garing yang tersisa di Serang. Bahkan, bisa jadi artefak hidup dari keberlanjutan Wayang Garing itu.

*****

Saya sendiri, merasa masih berhutang kepada Ki Kajali. Sekira tiga tahun lalu, saat saya masih menjadi jurnalis Radar Banten, saya menjumpai Ki Kajali di rumahnya, di Kampung Watgalih, Desa Mendaya, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang. Tujuannya, untuk mewawancarai tentang kiprahnya memainkan Wayang Garing. Salah satu kesenian yang menjadi tulisan feature kebudayaan yang saya tulis tiap pekan.

Sebelum saya pulang, Ki Kajali sempat meminta koran, jika tulisannya sudah diterbitkan. Hanya saja, saat tulisan itu terbit, saya ada tugas keluar kota. Sampai akhirnya, koran yang diminta Ki Kajali tidak saya hantarkan ke rumahnya. Saya merasa berdosa atas ini kepadanya.

Saya tertarik menulis feature Wayang Garing setelah mendapat informasi dari seorang kawan. Ia menyebut, bahwa di Kabupaten Serang ada seorang dalang yang memainkan wayang tanpa sinden dan gamelan. Perlengkapan yang digunakan pun sangat sederhana. Dan, tidak sesuai pakem wayang pada umumnya.

BACA JUGA   Donasi Oksigen Konsentrator Dari Trip.Com Ke Kementerian Kesehatan
Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mewaspadai Demo UU Cipta Kerja Menjadi Panggung Kampanye Elit Buruh 

22 September 2023 - 10:12 WIB

Hindari Polarisasi, Cegah Penyebaran Radikalisme Jelang Pemilu

21 September 2023 - 17:03 WIB

Pentingnya Berkomitmen Mewujudkan Pemilu yang Damai

16 September 2023 - 16:58 WIB

Mempersempit Ruang Gerak Radikalisme Menjelang Pemilu

15 September 2023 - 16:48 WIB

DOB Papua Mewujudkan Penataan Wilayah Lebih Baik

8 September 2023 - 13:13 WIB

Mewujudkan ASEAN Sebagai Motor Perdamaian dan Pusat Pertumbuhan

2 September 2023 - 20:13 WIB

Trending di Opini