Oleh: Dhita Karuniawati
Indonesia siap memimpin perhelatan The 8th G20 Parliamentary Speaker Summit (P20) yang akan digelar pada 5-7 Oktober 2022 di Jakarta sebagai bagian dari rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. DPR RI akan menunjukkan komitmen Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s) yang menjadi agenda dunia. Salah satu tema yang bakal dibahas adalah Green Economy atau Ekonomi Hijau.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Gilang Dhielafararez mengatakan pada kegiatan yang mengusung tema ‘Stronger Parliament for Sustainable Recovery’ tersebut, DPR akan mengangkat isu mengenai pembangunan hijau.
DPR juga siap menunjukkan aksi telah dimulainya penerapan berbagai kebijakan yang ramah lingkungan atau go green, salah satunya dengan adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung DPR.
PLTS yang dibangun di Taman Energi itu dapat memenuhi 25 persen kebutuhan listrik di gedung DPR. Gilang menyebut bahwa pembangunan panel surya dan taman energi mengusung konsep green building.
Menurut dia, Ketua DPR RI Puan Maharani juga telah memberikan instruksi kepada jajarannya untuk menerapkan praktik-praktik kehidupan ramah lingkungan guna menunjang pembangunan hijau. Seperti, mengurangi penggunaan botol plastik, meminimalisir pemakaian kertas, dan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon mengatakan, tema Green Economy atau Ekonomi Hijau dalam sidang Parliamentary Speakers Summit (P20) pada 5-7 Oktober 2022 mendatang merupakan keputusan tepat di saat dunia tengah mengalami kemunduran dalam sisi lingkungan dan juga renewable energy (energi terbarukan).
Dengan mengambil tema ‘Stronger Parliament for Sustainable Recovery’ P20 memiliki beberapa isu prioritas yang selaras dengan pembangunan yang berkelanjutan dan ekonomi hijau.
Kepemimpinan Indonesia di P20 memiliki tujuan di antaranya meningkatkan dimensi parlementer untuk mendukung agenda global, mendorong interaksi dan kerja sama yang lebih erat antara pemerintah serta parlemen dalam implementasi hasil-hasil pertemuan G20.
Pada sebuah kesempatan berbeda, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Serda mejelaskan, pada tahun 2021 terjadi bencana akibat perubahan iklim yang mengakibatkan kerugian hingga Rp544 trilliun. Untuk itu, diperlukan kesiapan yang matang, yaitu Green Economy sebagai bentuk tanggung jawab bersama kepada lingkungan hidup.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga mengatakan bahwa kita harus siap dengan ekonomi hijau dan jangan sampai perubahan iklim terus membuat masalah. Untuk itu tema Ekonomi Hijau dalam P20 dinilai sangat penting.
Selama penyelenggaraan event parlemen internasional tersebut, DPR RI menyediakan 55 unit ‘Hyundai Ionic 5’, yakni kendaraan listrik yang merupakan dukungan dari PT Hyundai dalam rangka kelancaran agenda P20.
Ini merupakan wujud komitmen dan dukungan DPR RI untuk terus mengkampanyekan ramah lingkungan sekaligus menghargai karya anak bangsa, karena mobil listrik tersebut dirakit di Indonesia. Selama kegiatan P20 berlangsung mobilisasi para delegasi akan menggunakan mobil listrik yang juga akan digunakan di G20 November mendatang.
Kampanye ramah lingkungan dalam momentum P20 ini merupakan kelanjutan dari agenda Sidang Umum forum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 yang diselenggarakan di Bali pada bulan Maret 2022 lalu.
Di Sidang Umum IPU ke-144, DPR RI mengambil tema perubahan iklim sebagai tuan rumah. Dalam berbagai kesempatan, Ketua DPR RI Puan Maharani selalu mengingatkan negara-negara dunia agar beraksi nyata merealisasikan konsep ekonomi hijau untuk menunjang SDG’s. (*)
*) Pengamat sosial dan politik.