Oleh : Dareen Aharon
Forum Internasional KTT G20 terus berkomitmen untuk mewujudkan pemulihan perekonomian pasca pandemi Covid-19. Salah satu hal penting yang dilakukan adalah dengan mendorong inklusi keuangan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Setelah dua tahun terakhir Indonesia terus bergulat dengan pandemi Covid-19, kini peningkatan di berbagai sektor mulai terlihat berkembang. Bahkan dikatakan oleh berbagai pihak bahwa penanganan pandemi di Indonesia sendiri menjadi yang terbaik jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain.
Untuk saat ini, yang menjadi salah satu fokus utama Pemerintah adalah terus mendorong percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Salah satu peluang tersebut tercermin dari presidensi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Forum KTT G20 secara khusus akan memperbincangkan perihal ekonomi antar negara peserta tersebut seperti membuat inklusi keuangan digital dan mendorong pemberdayaan UMKM.
Tentunya hal tersebut sangatlah berguna karena tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini sedang terjadi ketidakpastian global yang diakibatkan oleh pandemi apalagi diperparah dengan adanya kondisi geopolitik yang ternyata terus memanas akibat konflik Rusia-Ukraina.
Erwin Haryono selaku Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia menyatakan bahwa memang sejatinya setiap negara sangatlah perlu untuk memiliki kerangka inklusi keuangan tersebut.
Kerangka inklusif nyatanya sangat berguna dalam mendorong digitalisasi dan akan berdampak pula pada peningkatan maupun ekonomi berkelanjutan yang akan menarik minat generasi muda. Maka dari itu sangat penting dilakukan penguatan pedoman pembiayaan UMKM.
Ketersediaan akses pada berbagai pihak lembaga, produk hingga layanan keuangan yang memang sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri sangat diperlukan.
Maka dari itu pihak Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) menyatakan setidaknya terdapat 4 poin supaya inklusi ekonomi segera tercapai di masyarakat.
Hal pertama adalah mampu dengan sangat baik untuk terus memanfaatkan kemajuan jaman di era yang serba digital. Apabila akses dan pengetahuan mengenai dunia digital semakin merata di masyarakat.
Maka tentunya akan juga mengurangi kesenjangan akibat tantangan global. Kemudian poin kedua yang tak kalah pentingnya adalah seperti pendapat dari Erwin Haryono, yakni harus ada penguatan pedoman pembiayaan UMKM.
Poin ketiga untuk bisa segera mencapai akselersi pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 adalah dengan terus didukung peningkatan peran serta potensi dari para pemuda dan juga perempuan supaya tidak ada diskriminasi atau juga kesenjangan.
Poin keempat adalah dorongan memanfaatkan digitalisasi hendaknya dilakukan secara merata, tidak hanya sekedar pada antar anggota G20 saja melainkan juga ke negara-negara di luar anggota G20.
Peranan UMKM dan para perempuan memang merupakan hal yang sangat penting untuk terus diperhatikan dan didorong. Hal tersebut juga sempat disinggung oleh Presiden Joko Widodo ketika menyampaikan pidatonya dalam side event KTT G20 beberapa waktu lalu.
Data menunjukkan bahwa Indonesia sendiri saja memiliki lebih dari 65 juta unit UMKM yang kontribusinya sangat berdampak bagi perekonomian Nasional, yakni mencapai angka 61 persen.
Berbagai langkah nyata tengah terus dilakukan oleh Pemerintah untuk mewujudkan inklusi keuangan bagi para UMKM dan juga perempuan tersebut. Penguatan akses pendanaan bagi UMKM bahkan telah dialokasikan sebanyak 17,8 miliar USD sebagai Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kemudian sebanyak 1,1 miliar USD telah digelontorkan untuk Program Produktif Usaha Mikro.
Tercapainya akselerasi peningkatan ekonomi setelah pandemi Covid-19 memang menjadi tantangan bagi seluruh negara termasuk Indonesia sendiri selaku Presidensi G20.
Oleh sebab itu, diperlukan dukungan segenap pihak agar berbagai program pemulihan ekonomi nasional dapat segera tercapai, termasuk dengan ikut menyukseskan forum KTT G20. (*)
)* Penulis adalah Kontributor Pertiwi Institute