Menu

Mode Gelap
Presiden Prabowo Subianto Lantik Penasehat Khusus, Utusan Khusus dan Staf Khusus Presiden Presiden Prabowo Lantik Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto Lantik Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo Subaianto-Gibran Rakabuming Raka Resmi Jabat Presiden dan Wakil Presiden RI Hasil Pengundian KPU Banten, Airin-Ade Nomor Urut Satu, Andra-Dimyati Nomor Urut Dua

Opini · 27 Agu 2020 03:24 WIB ·

Catatan Cacing


 Catatan Cacing Perbesar

Oleh : Wahyu Arya *

Sebagai cacing, saya pernah bermimpi menjadi ular naga. Mampu menyemburkan api. Gagah meliuk-liuk di angkasa. Tapi itu cuma mimpi. Cuma ilusi. 

Tubuh saya tetap pipih, tenggelam dalam lembab lumpur. Tak tercatat sejarah atau narasi besar kehidupan.

Tapi sebagai cacing saya harus sadar diri. Tempat yang rendah selalu mengajarkan bahwa segalanya akan kembali ke dasar tanah. Burung di angkasa, singa, manusia.

Di antara para cacing, kesadaran semacam ini tentu mahal dan sulit sekali. Seringkali lolos dari riuh rendah suara-suara, tepuk tangan, sanjung puji, penghormatan semu. Kenikmatan hebat yang mematikan. Para cacing kerap tergoda mengubah diri menjadi ular naga. 

***
Sebagai cacing, saya kurang piknik. Utek-utek hanya di lumpur lembek. Main paling jauh cuma di tanah gembur. Selebihnya terjebak dalam rutinitas mengisi perut.

Kadang-kadang, eh sering kali saya iri dengan cacing lain yang hidupnya penuh variasi. Sesekali muncul ke atas permukaan tanah, mandi sinar matahari, selfi dengan kupu-kupu, kumbang raja dan foto paling prestisius bersama kawanan kobra. 

Jangan tanya di mana ular naga. Doi lagi piknik di Swargaloka! 
Saya sadar, piknik yang menyenangkan butuh keberanian dan tahan terhadap tantangan.

Keduanya tidak saya miliki. Keberanian berfoto-foto dengan selebritas dari kalangan hewan cantik dan buas membuat nyali saya ciut. Makanya hidup saya monoton, kurang garam!

Tapi di bawah tanah yang lembek ini saya tak kurang teman. Ada akar dari macam-macam pohon bersemayam. Gerak mereka bukan ke atas tapi terus menggali ke dasar bumi. Menyerap dan mengikat. 

Akar kelapa. Akar randu. Akar trembesi. Akar mahoni. Akar ….Mereka terkenal kompak menopang pohon dari terpaan angin dan guncangan gempa.

BACA JUGA   Pemilu Sebagai Pendorong Perekonomian Masyarakat

Mereka membiarkan daun-daun menyapa matahari, sementara tubuh mereka terus menggali bertemu yang sejati.

Kepada akar, saya cacing yang innocent ini belajar banyak hal. 

*Penulis adalah Sastrawan Kubah Budaya Untirta. Wakil Ketua Pokja Wartawan Harian dan Elektronik Provinsi Banten

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Badan Penerimaan Negara, Asa yang Tertunda?

2 November 2024 - 17:21 WIB

Labubu, FOMO dan Fenomena Doom Spending

7 Oktober 2024 - 02:06 WIB

Dedikasi dan Passion di Dunia Otomotif; Kisah di Balik Dotmedia

19 September 2024 - 08:02 WIB

Bestie: Berawal dari Negative First Impression

18 September 2024 - 11:47 WIB

Novel Pertama

16 September 2024 - 00:39 WIB

Healthy Friends

15 September 2024 - 08:59 WIB

Trending di Kampus