Oleh: Fauzan Dardiri
Tahun 2005 saya melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Kota Serang. Dari berbagai perkembangan pembangunan sumber daya manusia (SDM) tak lain mengenal organisasi mahasiswa kedaerahan yakni Himpunan Mahasiswa Serang (Hamas).
Mengenal Hamas dilatarbelakangi kedekatan saya dengan teman kuliah, sekaligus teman ngopi bareng, Kang Sastrawijaya (Ketum PP-Hamas Periode 2010-2012) dan Sandra Permana (Ketum Hamas Komisariat Untirta 2007-2009). Kalau salah periode mohon dikoreksi.
Menariknya, diawal menyandang status mahasiswa, bersama mereka kerap kali ikut aksi unjuk rasa bareng. Ya, memang saat itu, euforia gerakan mahasiswa dipengaruhi gerakan era reformasi. Dimana, aksi unjuk rasa menjadi salah satu ekspresi sikap ketidakpuasan terhadap pemerintah. Baik Pemkab/Pemkot, provinsi bahkan pemerintah pusat.
Beberapa aksi unjuk rasa yang masih diingat diantaranya, menyikapi soal pembangunan Kota Serang dan Pemkab Serang, menyoal kebijakan Pemprov Banten, hingga penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di era kepemimpinan presiden SBY.
Hamas di era 2005 bisa dikatakan sebagai episentrum gerakan Mahasiswa di ibu Kota Provinsi Banten yang concern terhadap persoalan kedaerahan, meliputi Kota dan Kabupaten Serang. Tentu, ini sesuai dengan tujuan Hamas sebagai organisasi kedaerahan dengan tujuan mewujudkan kader pembangunan yang handal.
Ada beberapa menarik perhatian terhadap organisasi Hamas. Diantaranya, soal konsistensi melakukan kaderisasi di tiap kampus. Tak kalah penting, Hamas hingga kini mampu memformulasikan sikap kritis dan santun terhadap pemerintah daerah. Tentu, ini yang harus menjadi perhatian gerakan mahasiswa di Banten.
Salah satu yang menarik dari Hamas, soal konsistensi Hamas mengawal Penegakan Peraturan Daerah mengenai keberadaan tempat hiburan di Kota Serang. Kepedulian ini kerap kali hilang di organisasi kemahasiswaan. Tapi, Hamas tetap konsisten mengawal isu ini.
Saya akui, pemahaman saya soal Hamas jauh dari kata sempurna. Tapi, tak salah jika saya memiliki harapan Hamas ke depan terus menjadi moral force dan Kawah Candradimuka bagi kader dan anggotanya. Selamat Milad Hamas ke-19.
Maju Berjuang atau Mundur Tertindas.
)* Penulis adalah Founder Amis Jambu Syndrome