Menu

Mode Gelap
Kemeriahan Puncak Dies Natalis UPG ke-3, Dihadiri Artis hingga Pejabat Daerah  Politikus Gerindra Desmond J Mahesa Meninggal Dunia MK Tetapkan Pemilu 2024 Pakai Sistem Proporsional Terbuka, Waspadai Politik Uang  Pembangunan Tahap II Masjid Agung Ats Tsauroh Ditarget Rampung 2023 Capres Ganjar Pranowo Safari Politik di Banten

Olahraga · 13 Agu 2020 16:47 WIB ·

Pendidikan Jasmani Adaptif di Masa COVID-19


 Pendidikan Jasmani Adaptif di Masa COVID-19 Perbesar

Oleh : Dr. Dena Widyawan, M.Pd.

Platform Pendidikan Jasmani Adaptif

Aktivitas fisik adalah obat termurah di dunia, di mana partisipasi rutin aktivitas fisik terus-menerus terbukti mencegah risiko penyakit tidak menular, meningkatkan fungsi fisik dan kesehatan mental (2018 Physical Activity Guidelines Advisory Committee, 2018). Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa mengambil bagian dalam latihan kardiovaskular dapat meningkatkan perlindungan kekebalan karena penggunaan otot pernapasan yang sama yang diserang oleh virus (Laddu, Lavie, Phillips, & Arena, 2020).

Telah terjadi peningkatan jumlah program kebugaran online yang diproduksi untuk membantu individu berpartisipasi dalam latihan terpandu, melalui program yang aman, sederhana, dan mudah diterapkan. (Chen et al., 2020). Dalam beberapa hal, aktivitas fisik yang dilakukan di rumah yang disesuaikan. Terdapat asumsi dasar bahwa disesuaikan tersebut terutama dalam bentuk kesulitan peralatan, ruang, dan tugas, misalnya memodifikasi latihan untuk orang yang tidak mampu melompat dan berdiri, namun gaya komunikasinya seringkali terabaikan dan tidak disesuaikan.

Bukti yang muncul menekankan gaya komunikasi adaptif yang diperlukan untuk meningkatkan kepuasan berolahraga (Ntoumanis, Thogersen-Ntoumani, Quested, & Hancox, 2017), tetapi tidak semua instruktur telah dilatih.Sistem telehealth harus ada untuk memastikan pasien yang biasanya menerima perawatan tingkat komunitas untuk mempertahankan latihan yang diperlukan untuk meningkatkan fungsi untuk kegiatan sehari-hari (Falvey, Krafft, & Kornetti, 2020).

Media rekaman tradisional memungkinkan individu dapat memutar ulang program sesuai keinginan pengguna, tetapi umpan balik dari instruktur untuk memotivasi, mengoreksi, atau menyesuaikan bisa acak dan tidak memiliki metode individual yang khas untuk aktivitas fisik adaptif. Program seperti Zoom untuk latihan terpandu online telah banyak digunakan dan instruktur dapat memberikan umpan balik langsung ke opsi online searah dari platform seperti YouTube.

BACA JUGA   Indonesia Pimpin P20 2022 Bahas Green Economy

Program khusus, seperti aplikasi Latihan Buddy telah dirancang untuk mendukung penyandang disabilitas autisme agar aktif secara fisik menggunakan praktik berbasis bukti seperti model video, dukungan visual, narasi sosial, instruksi dan latihan bantuan teknologi. Meskipun tidak gratis, namun setiap rupiahnya pasti sepadan mengingat manfaat latihan, kontrol motorik, dan kepercayaan diri yang berasal dari program semacam itu.

Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi setiap orang dengan cara tertentu, khususnya populasi yang ditentukan sebagai rentan dan berisiko, termasuk penyandang disabilitas. Pada saat penulisan, jumlah kasus dan kematian terus meningkat di sebagian besar dunia, sehingga menciptakan pandemi terburuk selama lebih dari 100 tahun. Pada 12 Januari 2020, Pejabat China membagikan urutan genetik COVID-19 (WHO,2020).

Sejak itu, telah terjadi lonjakan penelitian kolaboratif di seluruh dunia untuk menjawab beberapa pertanyaan penting tentang penularan COVID-19 di antara manusia, gejala infeksi, pengangkutan virus di saluran pembuangan, cara-cara untuk menguji dan mendiagnosis COVID-19, pengobatan yang sesuai untuk individu yang terinfeksi, pembuatan vaksin, serta pemahaman yang lebih baik tentang asal virus (Yuen,Ye,Fung,Chan,&Jin,2020).

Di tengah krisis kejuruan dan ekonomi global, orang-orang dari seluruh dunia masih bertemu secara virtual dan membangun solusi melalui hackathons mingguan, mempercepat penelitian tradisional dan teknik pengembangan. Sementara itu, sebagian besar masyarakat mengalami pengurangan interaksi fisik melalui social distancing dan penutupan tempat berkumpulnya masyarakat, baik acara olahraga, konser, restoran, maupun sekolah.Ini telah menjadi beban besar bagi keluarga, di mana orang tua dan anak-anak tinggal di rumah sepanjang hari, daripada perjalanan biasa ke tempat kerja dan sekolah.

Meskipun ada perubahan pada rutinitas setiap orang, apakah terinfeksi atau tidak, aspek perilaku ini telah menerima tingkat perhatian yang rendah oleh pembuat kebijakan, terutama dari perspektif promosi aktivitas fisik, apalagi dengan aktivitas fisik adaptif.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Menstabilkan Harga Beras Ditengah Tingginya Inflasi

4 Oktober 2023 - 10:34 WIB

Mencegah Radikalisme dan Perpecahan Masyarakat Menjelang Pemilu 2024

30 September 2023 - 16:35 WIB

Jelang Pemilu 2024, ASN Diimbau Jaga Netralitas dan Bijak Bermedsos

29 September 2023 - 12:51 WIB

Pendekatan Persuasif Kepada Masyarakat Terdampak Rempang Eco-City

29 September 2023 - 12:48 WIB

Memprioritaskan Pembangunan Infrastruktur di Papua

27 September 2023 - 21:05 WIB

Penyaluran Bantuan Beras dan Pengendalian Inflasi

22 September 2023 - 22:20 WIB

Trending di Opini