Menu

Mode Gelap
Presiden Prabowo Subianto Lantik Penasehat Khusus, Utusan Khusus dan Staf Khusus Presiden Presiden Prabowo Lantik Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto Lantik Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo Subaianto-Gibran Rakabuming Raka Resmi Jabat Presiden dan Wakil Presiden RI Hasil Pengundian KPU Banten, Airin-Ade Nomor Urut Satu, Andra-Dimyati Nomor Urut Dua

Life Style · 4 Jan 2023 14:34 WIB ·

Patut Kamu Ketahui! Ini 5 Puisi Chairil Anwar yang Terkenal


 Patut Kamu Ketahui! Ini 5 Puisi Chairil Anwar yang Terkenal Perbesar

TIRTAYASA.ID – Dikenal sebagai penyair terkemuka di Indonesia, Chairil Anwar telah melahirkan 96 karya, 70 di antaranya berupa puisi.

Istilah “Aku ini binatang jalang” merupakan bait yang terdapat dalam salah satu puisi ciptaan Chairil Anwar.

BACA JUGA   Lionel Messi Cs Gulung Kroasia 3-0, Melenggang Ke Final Piala Dunia 2022 Qatar

Puisi Chairil Anwar tak hanya bercerita tentang cinta, tetapi juga bertema perjuangan dan Ketuhanan.

Bahkan beberapa puisi karya Chairil Anwar merujuk pada kematian, sebelum akhirnya ia menghembuskan napas terakhir di usia 26 tahun.

BACA JUGA   Dosen Pasca Sarjana Universitas Terbuka, Latih Kemampuan Guru PAUD Kecamatan Legok

Berikut ini 5 puisi Chairil Anwar yang paling terkenal dan populer yang perlu kamu ketahui.

1. Doa

Doa merupakan karya Chairil Anwar yang mengangkat tema Ketuhanan. Puisi ini menggambarkan seorang hamba yang berusaha taat kepada Sang Pencipta.

Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

2. Aku

Puisi Chairil Anwar yang satu ini sangat populer. Aku mengisahkan tentang perjuangan untuk menemukan jati diri dan tujuan hidup yang sesungguhnya.

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
 
Maret 1943

3. Diponegoro

Sesuai judulnya, puisi ini menunjukkan kebanggaan Chairil Anwar terhadap Pangeran Diponegoro yang tak pernah gentar melawan penjajah.

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai.
Maju.
Serbu.
Serang.
terjang
 
Februari 1943

BACA JUGA   Perangkat Daerah di Pemkot Tangerang Diminta Melakukan Pendataan Aset dengan Baik

4. Krawang-Bekasi

Krawang-Bekasi merupakan puisi karya Chairil Anwar berlatar peristiwa pembantaian yang dilakukan Belanda dari Karawang hingga Bekasi.

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

BACA JUGA   Untirta Raih Peringkat ke-19 Nasional Universitas Berkelanjutan versi UI GreenMetric Rankings 2022

5. Tak Sepadan

Seperti bait-baitnya, puisi berjudul Tak Sepadan ditulis Chairil Anwar mengenai kandasnya kisah cinta yang tidak sesuai dengan harapan.

Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kimpoi, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasvéros.
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pinti terbuka.
Jadi baik juga kita pahami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggak rangka.
 
Februari 1943

Artikel ini telah dibaca 164 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kanwil DJP Banten Kukuhkan 704 Relawan Pajak Untuk Negeri

22 Januari 2025 - 17:27 WIB

Kritik KPA Banten Terhadap Putusan Bebas Pelaku Kekerasan Seksual Kepada Anak Kandung

17 Januari 2025 - 16:17 WIB

GP Ansor Luncurkan Asta Cita Center, Ini Tujuannya

15 Januari 2025 - 14:52 WIB

KPU Banten Tetapkan Andra-Dimyati sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih

9 Januari 2025 - 19:14 WIB

Pasangan Budi-Agis Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang Terpilih

9 Januari 2025 - 15:36 WIB

Fauzan Dardiri Nahkoda Baru DPD KNPI Kota Serang

28 Desember 2024 - 19:39 WIB

Trending di News