TIRTAYASA.ID, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada November 2021 sebesar USD 3,51 miliar. Surplus perdagangan tersebut ditopang oleh surplus neraca nonmigas sebesar USD 5,21 miliar dan defisit neraca migas sebesar USD 1,69 miliar.
Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan periode Januari-November 2021 mencapai USD 34,32 miliar. Nilai ini jauh lebih besar dibandingkan surplus neraca perdagangan di periode yang sama pada 2020.
“Surplus perdagangan bulan November 2021 ini melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak Mei 2020. Penguatan neraca tersebut ditopang oleh pertumbuhan ekspor dan impor yang sangat baik, bahkan ekspor bulan ini tercatat sebagai nilai ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah,” ungkap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melalui Siaran Pers, Jumat (17/12).
Beberapa negara mitra dagang Indonesia yang menjadi penyumbang surplus perdagangan terbesar diantaranya Amerika Serikat (AS), Filipina, dan India, dengan jumlah mencapai USD 2,82 miliar. Sementara Australia, Singapura, dan Thailand menjadi negara mitra penyumbang defisit perdagangan terbesar yang jumlahnya mencapai USD 1,26 miliar.
“Sepanjang Januari—November 2021 surplus perdagangan sudah mencapai USD 34,32 miliar. Surplus tersebut ditopang oleh surplus neraca nonmigas USD 45,29 miliar dan defisit migas USD 10,97 miliar. Angka surplus neraca nonmigas tersebut adalah yang tertinggi sepanjang sejarah, melampaui rekor sebelumnya pada 2007 yang mencapai USD 39,47 miliar,” jelas Mendag.
Berdasarkan negara kontributornya, surplus perdagangan Januari–November 2021 berasal dari AS dengan nilai mencapai USD 13,09 miliar; Filipina (USD 6,66 miliar); dan India (USD 5,21 miliar). (rls)