TIRTAYASA.ID, JAKARTA – Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI) Arief Rosyid Hasan menggelar syukuran Milad ke-36 Tahun di Aula Buya Hamka, Masjid Agung Al-Azhar, Selasa (27/9).
Acara syukuran ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, selain diisi dengan santunan kepada anak yatim. Ketua Umum PB HMI 2013-2015 ini juga meluncurkan empat buku yang berisi pengamatan, pengalaman, dan gagasannya.
Keempat buku tersebut berjudul Inisiatif Ekonomi Masjid, Merangkul Bangsa, Komitmen untuk Ekonomi Syariah, serta Masjid dan Ekonomi Umat.
Arief mengatakan, momentum syukuran tahun ini dilaksanakan di Masjid, karena dirinya mengaku besar di masjid. Ia pun meminta doa di usia 36 tahun relatif masih muda belum banyak yang dilakukan.
“Insya Allah perjalanan masih terus ada. Lebih dari 40 kolaborasi, dari beragam latar belakang, berbagai rumah ibadah, ada nafas anak muda di sana,” katanya.
“Mudah-mudahan selalu ada kesempatan kolaborasi, kita berjamaah untuk Indonesia Maju,” timpal Arief di acara yang dihadiri 140 komunitas tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Prof. Asep Saepuddin mengaku mengapresiasi kiprah Arief yang lahir dari organisasi mahasiswa dan bisa menjadi salah satu role model.
“Saya datang ke acara ini karena Bang Arief ini penulis yang hadir dari pergerakan. Adik-adik di organisasi, baik di HMI, PMII, dan sebagainya, jadikanlah Arief sebagai salah satu role model,” katanya.
Usai pemotongan tumpeng, Arief mendaulat beberapa narasumber dan penanggap untuk mendiskusikan keempat bukunya. Yaitu, Komisaris Utama Bank Muamalat dan Sekjen MES Iggi Achsien, Ketua YAHMI Dr. Berliana Kartakusuma, CEO Tribun Network Dahlan Dahi, dan Ketum AMSI Wens Manggut.
Iggi Achsien membuka bedah buku dengan memberi ilustrasi tentang adab imam dan makmum dalam salat. Dimana, selain tidak boleh mendahului imam, juga tidak boleh mengoreksi bacaan imam ketika sedang baca, kecuali salah.
“Ini bukan aturan khusus untuk yang muda. Ketika baru belajar mengaji, jangan hanya fokus kepada salahnya saja,” katanya.
Ketua YAHMI Dr. Berliana Kartakusuma mengaku salut dengan produktivitas Arief dalam menulis. Menurutnya, Arief menunjukkan diri sebagai orang yang mencintai ilmu pengetahuan, karena telah ikut mencatatkan dan menyebarkan ilmu dan pengalamannya kepada masyarakat.
“Saya juga salut dengan inisiatif dan kepemimpinan Arief untuk memajukan adik-adiknya melalui tagline ‘berjamaah’ tadi,” terangnya.
SELANJUTNYA BACA: Arief Rosyid : HMI Harus Jadi Solusi
CEO Tribun Network Dahlan Dahi menyatakan dukungannya terhadap gagasan Arief untuk berjamaah dalam memajukan ekonomi dan kolaborasi berbasis masjid.
“10 orang tiap masjid, berarti akan ada delapan juta orang. Jika diberikan akses pada tokoh hebat, ulama yang tangguh, maka lewat masjid, kita bisa memangkas jarak dan waktu untuk mengakses ilmu pengetahuan untuk seluruh umat manusia,” terangnya.
Dukungan tentang kolaborasi juga disampaikan Wens Manggut. COO Kapanlagi Youniverse ini mengatakan, buku ‘berjamaah untuk ekonomi syariah’ ini bukan sekadar judul ultah.
“Lebih dari itu, gagasan ini adalah hasil pengamatan, pendengaran, keliling ratusan kota dan 40 inisiatif kolaborasi yang telah dilakukan (oleh Arief -red),” terangnya.
Sebagai penutup, kolega Arief di BSI, yakni Direktur Retail Banking BSI Ngatari menyatakan, Jumlah masjid di Indonesia kurang lebih 800 ribu, namun market share masih kalah jauh dari Malaysia. Padahal Indonesia masih punya potensi lain seperti pesantren dan sekolah Islam.
“Jadi alangkah banyaknya dana yang bisa kita putar jika kita kolaborasi. Kita berjamaah, dibantu oleh Arief untuk menggarap itu semua,” katanya. (rls)