TIRTAYASA.ID, JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga tidak henti-hentinya mengajak seluruh pihak untuk dapat bersinergi dalam memastikan anak dapat tumbuh kembang dengan baik.
Dalam situasi pandemi Covid-19, lembaga masyarakat khususnya bidang keagamaan dinilai memiliki pengaruh dalam meningkatkan peran keluarga dan mengawal tumbuh kembang anak.
“Memberikan perlindungan yang optimal bagi anak-anak di manapun mereka berada adalah tugas bersama kita,” ujar Bintang Puspayoga dalam Webtalk Hari Anak Nasional yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bertajuk Anak Indonesia Shaleh, Sehat, Kreatif dan Peduli Sesama, melalui daring Sabtu (31/7).
Kata dia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lembaga keagaaman lainnya, yang memiliki fungsi sebagai pembimbing dan pelayan ummat, sekaligus mitra pemerintah.
“Tentunya (Lembaga Keagamaan) memiliki kekuatan dan pengaruh luar biasa dalam memberikan inspirasi kepada keluarga Indonesia untuk mendukung tumbuh kembang anak Indonesia secara optimal,” katanya.
Menteri Bintang mengaku meski pandemi Covid-19 memberikan berbagai tantangan termasuk bagi anak-anak, terdapat peluang dibalik tantangan tersebut. Salah satunya adalah kesempatan untuk mendekatkan hubungan orang tua dan anak.
“Saya berharap para orang tua dan pendamping dapat berpikir kreatif, inovatif, dan solutif demi tumbuh kembang anak yang berkualitas meski di rumah saja,” katanya.
“Apalagi, saat ini, banyak sekali metode belajar dan bermain yang dapat diterapkan di dalam rumah. Salah satunya adalah mendongeng, seperti dalam kegiatan hari ini,” jelas Menteri Bintang.
Ketua MUI Bidang PRK, Amany Lubis juga menyatakan peran keluarga dalam membentuk karakter anak merupakan hal utama dan penting.
“Perkembangan anak dari masa ke masa dari setiap tahapan perkembangan pertumbuhan anak itu membutuhkan perhatian khusus (oleh keluarga), semuanya adalah tahapan pembentukan karakter bagi anak,” terang Amany.
Amany juga menambahkan, penting sekali mengajarkan anak-anak berbuat baik kepada sesama, berbuat baik dan menghormati dirinya sendiri sehingga orang lain juga menghormati anak. Untuk itu, Amany mengajak seluruh pihak yang berkewajiban melindungi anak agar mengajarkan hal-hal baik pada anak dan memeringatkan hal-hal buruk untuk dijauhi anak.
“Anak mungkin tidak tahu (baik dan buruk). Tetapi dengan bimbingan keluarga, dengan bimbingan Madrasah, sekolah, pesantren, dan pemerhati anak, serta organisasi atau institusi yang membina bakat dan minat anak,” katanya.
“Pihak-pihak inilah yang harus memperkenalkan perbuatan yang baik kepada anak-anak dan meninggalkan perbuatan yang keji dan buruk, sehingga anak dapat pembelajaran,” imbuh Amany.
Salah satu pembelajaran untuk anak dilakukan lewat mendongeng, untuk itulah dalam kegiatan Talkshow dihadirkan para pendongeng, agar anak lebih interaktif dan menumbuhkan kreatifitas dan karakter.
Sementara itu, Menteri Pembangunan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Menteri Desa PDTT) Abdul Halim Iskandar juga meyakini perkembangan anak merupakan ukuran kemajuan sebuah masyarakat yang paling presisi.
Menurutnya, meningkatnya kualitas anak, terutama kesuksesan anak melewati masa emasnya menggambarkan keberhasilan masyarakat.
“Kerja kerja kita hari ini adalah untuk anak-anak kita, karena anak adalah masa depan kita. Kegagalan dalam siklus generasi itu adalah ketika generasi penerus kita hari esok tidak lebih baik dari kita hari ini,” terangnya.
“Oleh karena itu, tugas generasi kita adalah menyiapkan anak-anak kita lebih baik dari kita, meningkat kualitas hidupnya dari hidup kita. Itulah keberhasilan pembangunan,” imbuhnya. (rls/red)