TIRTAYASA.ID, JAKARTA -Staf khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo meminta elit politik untuk menghentikan polemic di internal apapun dan dimanapun. Ia berharap semuanya dapat memfokuskan pada penanganan pandemi covid-19 yang belum berakhir ini.
Menurutnya pandemic covid-19 saat ini di Dunia termasuk Indonesia masih terus beralngsung. Bahkan data yang tercatat di website Komite Penanganan dan Pemulihan Ekonomi Naisonal hingga selasa Februari mencapai lebaih dari 1 juta kasus.
“Energi bangsa ini harus difokuskan pada penyelesaian problem mengatasi covid-19 dan dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi, bukan pada polemic hanya kepentingan pribadi dan kelompok”, ujarnya, Rabu (3/2).
Ia juga menyarankan kepada para elit politik untuk mengedepankan nila-nilai luhur bangsa salah satunya yaitu dengan musyawarah mufakat.
“Persoalan dalam partai politik hendak nya diselesai dengan cara musyarah mufakat tidak perlu menguras energi melibat publik untuk berpolemik,” tegasnya.
Alumni Pasca Sarja Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Malang itu juga mengajak kepada anak bangsa itu untuk memperkuat persatuan dan kesatuan mengatasi bencana pandemik covid-19 yang berdampak pada ekonomi bangsa dan membangun ruang publik dengan hal-hal positif.
“Ayolah kita isi ruang publik ini diisi dengan hal yang positif dan harapan optimis agar bangsa keluar dari problem global akibat Covid-19 menimbulkan krisis ekonomi global,” ajaknya.
Pendiri Setara Institute ini juga menjelaskan ruang publik yang dipertontonkan harus mengutamakan keadaban politik bukan saling menyerang, memfitnah bahkan menjatuhkan.
“Politik beradaban tundukan pada norma kemanusiaan kan keadilan. Kedepan ruang publik mengarus utamakan keadaban politik yang mengaktualisasikan nilai , Ketuhanan , kemanusiaan , persatuan , kerakyatan , keadilan dalam keutamaan politik,” jelasnya.
Ia menuturkan ruang publik memiliki peran yang cukup berarti dalam proses berdemokrasi, ruang publik merupakan ruang demokratis atau wahana diskursus masyarakat, yang mana warga negara dapat menyatakan opini-opini, kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan mereka secara diskursif.
“Penting ruang publik di hiasi dengan ide untuk mewujudkan cita pendiri bangsa yakni politik kesejahteraan menjadi habitus partai politik,” tutupnya. (rls)