TIRTAYASA.ID, SERANG – Sampai saat ini belum ada solusi bagaimana ekonomi kreatif bisa bertahan dalam masa pandemi Covid-19. Setahun Pandemi Covid-19 berlangsung, kondisi ini membuat segala aspek terterkan, termasuk sektor ekonomi kreatif di Kota Serang, Provinsi Banten.
Penasihat Banten Creative Fest Andi Suhud mengatakan, sampai saat ini pembuat event-event kreatif di Indonesia masih belum memiliki formula tepat agar terus berkarya dan menghasilkan keuntungan.
Ranking SIR 2021, Untirta Jawara Bidang Fisika dan Astronomi
“Bagaimana formulanya (bisa bertahan di masa pandemi Covid-19-red)? Tidak ada yang tahu karena belum pernah ada yang punya pengalaman menghadapi pandemi,” kata Andi saat diskusi santai bertajuk evaluasi pemulihan ekonomi kreatif di Kantor Rumah bersatu di Ruko Sukses 2 Sumur Pecung, Kota Serang, Minggu (25/4).
Masalahnya, Covid-19 adalah sesuatu yang baru dan belum pernah ada yang mengalami situasi seperti ini sebelumnya sehingga belum ada yang memiliki pengalaman menghadapi situasi ini.
“Hanya ada satu cara untuk bisa mengetahui formula yang tepat bisa bertahan selama masa pandemi, yaitu dengan melakukan kegiatan,” katanya.
Apa pun bentuk kegiatan ekonomi kreatif yang dibuat pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini belum tentu menghasilkan keuntungan bahkan bisa jadi akan merugikan. Namun tujuan dari kegiatan pada masa pandemi hendaknya tidak berfokus pada mencari keuntungan terlebih dahulu.
“Sebab yang lebih penting adalah memiliki pengalaman serta mencari formula yang tepat bagaimana memperlajari pasar di masa pandemi Covid-19,” terangnya.
“Dengan membuat kegiatan kita akan tahu bagaimana pasar di Banten. Jangan sampai orang luar yang tahu bagaimana pasar di kita,” tambah Andi.
Di tengah Pandemi Covid-19 memerlukan pendekatan berbeda pada pasar di masa pandemi Covid-19 dan pasar pada saat belum ada Covid-19. Belajar dari kegiatan pameran buku di beberapa daerah banyak panitia yang menanggung rugi.
“Di luar itu ada juga yang bisa mendapatkan keuntungan misalkan penjualan buku-buku agama yang melonjak tajam selama bulan puasa,” katanya.
“Kuncinya lakuin saja. Dari situ kita belajar. Rugi enggak apa-apa tapi kita belajar sesuatu itu goalnya. Kita yang tahu market di Banten dan tahu bagaimana menanganinya,” tambah Ketua IKAPI itu.
Andi juga membagi pengalamannya sewaktu menjadi bagian dari tim produksi film Balada Si Roy. Ia mengatakan, selama proses produksi film protokol kesehatan dijalankan secara ketat.
Bahkan, biaya produksi bisa dua kali lipat dengan menjalankan protokol kesehatan. Namun, hal itu memang harus dilakukan. Sebab hanya dengan cara itulah maka kita akan tahu bagaimana bisa beradaprasi dengan situasi pandemi.
“Sutradaranya bahkan bilang sewaktu buat film Balada Si Roy dia enggak tahu apakah kalau film sudah jadi bioskop boleh buka atau enggak. Tapi daripada diam mending melakukan sesuatu,” ujar Andi.
Ketua Banten Creative Fest Irfan “Koyong” mengatakan, Banten Creative Fest berencana menggelar event ekonomi kreatif yang akan mempertemukan brand lokal dalam sebuah acara di masa pandemi Covid-19 dengan memadukan antara kegiatan online dan offline.
“Ini dilakukan untuk menggairahkan dunia ekonomi kreatif di Banten lagi. Sebelumnya pada tahun 2020 Banten Creative Fest akan digelar namun dalam perjalanan datang Covid-19 sehingga event tidak dapat digelar,” katanya.
Pada tahun ini pun event kreatif masih belum mendapatkan izin dari pemerintah daerah. Ia berharap pada tahun ini event ekonomi kreatif bisa digelar meski dalam skala kecil karena harus menerapkan protokol kesehatan. (rls)