Menu

Mode Gelap
Lantai Tiga Mapolda Banten Terbakar, Ini Kata Wakapolda  Presiden Prabowo Subianto Lantik Penasehat Khusus, Utusan Khusus dan Staf Khusus Presiden Presiden Prabowo Lantik Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto Lantik Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo Subaianto-Gibran Rakabuming Raka Resmi Jabat Presiden dan Wakil Presiden RI

Nasional · 23 Des 2022 16:11 WIB ·

Ketua PBNU : Pentingnya Moderasi dan Toleransi Beragama di Indonesia


 Ketua PBNU : Pentingnya Moderasi dan Toleransi Beragama di Indonesia Perbesar

TIRTAYASA.ID – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Dr H Ahmad Fahrur Rozi menyatakan bahwa sikap toleran harus dimiliki semua orang, dari agama apapun di Indonesia. Menurutnya, keamanan memang menjadi sebuah tanggung jawab seluruh masyarakat.

BACA JUGA   Pemain Iran Menolak Menyanyikan Lagu Kebangsaan di Piala Dunia 2022 Qatar

Bukan hanya keamanan, menurut pria yang akrab disapa Gus Fahrur tersebut, moderasi juga akan terjadi apabila semua masyarakat memiliki pemahaman yang moderat.

Mengingat sebentar lagi Umat Nasrani akan memasuki perayaan Natal, dirinya menegaskan bahwa seluruh masyarakat di Indonesia adalah saudara, meski berbeda agama, sehingga harus saling mendukung.

BACA JUGA   Satpol PP Kota Tangerang Selatan Kembali Lakukan Penyegelan Terhadap ‘Mie Gacoan’

“Ini akan terjadi kalau kondisi aman, maka semua bertanggung jawab akan keamanan. Dan ini akan terjadi jika semuanya moderat. Termasuk pada perayaan Natal umat Nasrani, kita harus dukung dan tidak boleh ada upaya yang menyebabkan situasi tidak aman. Semuanya menunjukkan meski berbeda agama, tetap menjadi saudara,” kata Gus Fahrur dalam salah satu acara diskusi pada Jumat 23 Desember 2022.

BACA JUGA   Communi & Co Mendukung Sosialisasi UU Ciptaker

Lebih lanjut, Gus Fahrur menjelaskan mengenai apa itu moderasi. Ketua PBNU tersebut menyatakan bahwa moderasi adalah sebuah sikap yang adil, tidak fanatik dan upaya untuk tidak mudah menghakimi orang lain, sehingga mampu saling menghormati dan menghargai.

BACA JUGA   Gagas Dialog Islam, Kemodernan dan Ke-Indonesian, Arief Rosyid : Anak Muda Harus Progresif Perjuangkan Api Islam

“Moderasi beragama adalah sikap adil, kita harus moderat, tidak fanatik dan tidak menjadi hakim bagi orang lain. Kita harus memberi ruang untuk perbedaan pendapat. Islam mengajarkan tidak boleh ada kebencian yang kemudian menjadikan kita tidak adil, kita tidak boleh merasa benar sendiri dan tidak boleh memaksakan, harus saling menghormati dan saling menghargai,” tuturnya.

BACA JUGA   Mendukung Pemberantasan Terorisme

Menilai bagaimana moderasi yang sejauh ini berada di Indonesia, menurut Gus Fahrur sudah merupakan contoh yang sangat baik bahkan untuk dunia, karena memang sejak dulu bangsa ini memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

BACA JUGA   Stafsus Billy Mambrasar: Anak Papua, Bisa Jadi Presiden RI

“Indonesia sebenarnya merupakan contoh baik bagi moderasi beragama karena kita memberikan ruang yang berbeda untuk ekspresi beragama. Kita menjalankan agama masing-masing dengan tenang, apalagi sejak dulu memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Ini adalah salah satu yang harus kita jaga, Indonesia harus menjadi contoh moderasi beragama bagi dunia,” tambahnya.

BACA JUGA   PAN dan NasDem Koalisi di Pilkada Kota Serang Usung Syafrudin-Heriyanto

Sebelumnya, Presiden RI, Joko Widodo juga sempat beberapa kali menyinggung soal toleransi dan radikalisme di Indonesia.

Menurut Gus Fahrur, Presiden memang sangat menginginkan semua tokoh agama terus menyebarkan toleransi agar tidak terjadi radikalisme pada bangsa ini, karena sejatinya justru agama terus mengajarkan adanya persatuan.

BACA JUGA   Penanganan Kasus Korupsi di Banten Stagnan

“Sebenarnya Pak Presiden menginginkan agar semua tokoh-tokoh agama ini mampu terus menyebarkan toleransi, sehingga tidak ada radikalisme. Presiden menginginkan agar agama mengajarkan persatuan dan kebhinnekaan, karena agama sejatinya mengajarkan persatuan,” ujar Gus Fahrur.

BACA JUGA   Pegiat Ekonomi Syariah Banten Binaan Bank Indonesia Gelar Halal Bihalal di Markazkomobid

Mengenai penerapan moderasi beragama di masyarakat, beliau juga menuturkan bahwa memang sudah menjadi tugas dari para tokoh agama untuk menyampaikan pesan agama secara utuh.

BACA JUGA   Presiden Jokowi: ASEAN Harus Bekerja Sama Untuk Perdamaian dan Kemakmuran

Gus Fahrur juga mengimbau masyarakat supaya mampu memilih sumber atau guru dengan benar, termasuk memiliki filter yang kuat di era derasnya alur informasi seperti sekarang.

“Harus ada upaya terus menerus menjalankan moderasi beragama dari parah tokoh agama, kita jangan menyampaikannya secara sepotong-sepotong dan masyarakat harus memilih guru dengan benar. Makanya kita berharap masyarakat mengambil sumber informasi dari yang benar, apalagi di masa sekarang banyaknya informasi, sehingga masyarakat harus memiliki filter,” ungkapnya.

BACA JUGA   Perpindahan IKN Membangun Kualitas Sosial Budaya Indonesia

Sejauh ini, menurutnya radikalisme masih ada lantaran memang masih terdapat sebuah pemahaman yang tidak lengkap dan hanya tersampaikan sepotong-sepotong saja.

“Radikalisme itu lahir dari adanya pemahaman yang salah dari agama, pemahaman yang tidak lengkap dan disampaikan secara sepotong-potong, padahal agama sendiri mengajarkan hal yang lurus, mempermudah, kabar gembira dan di tengah atau moderat. Ini semua akan selalu ada, dan kita semua harus saling menguatkan”, jelas Gus Fahrur.

BACA JUGA   Pemuda Pancasila Cipocokjaya Advokasi Warga Tak Mampu Bersama Kelurahan 

Dengan tegas Gus Fahrur menegaskan bahwa tindakan radikalisme dan terorisme bukanlah ajaran agama, namun berasal dari sebuah ajaran yang terdistorsi.

Makanya, lanjut Gur Fahrur, semua tokoh agama harus memberikan ajaran yang luas dan mampu menghormati orang lain, berbuat baik dan mencintai sesama. Adanya aliran-aliran sempalan ini harus kita cegah.

BACA JUGA   Tim Futsal MI Tanwirul Islam 02 Bawa Pulang Kemenangan di Laga Perdana

Menyambut perayaan Natal dari umat Nasrani di Indonesia, Ketua PBNU ini mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga moderasi beragama, kondusifitas serta menjaga keamanan negara.

“Kita ingin mengajak semuanya untuk terus menjaga moderasi beragama, situasi kondusif dan negara yang aman. Kalau negara tidak aman bagaimana kita bisa tenang beribadah, sehingga memang tidak boleh ada perang, kebencian dan fanatisme yang berlebihan,” katanya.

BACA JUGA   Pentingnya Perppu Cipta Kerja Bagi Indonesia

“Kita bisa hidup sama-sama dengan saling meyakini apa yang diyakini masing-masing. Agama harus menjadi titik temu, rahmat dan kasih sayang. Kita semua harus bangga menjadi bangsa Indonesia yang rukun dan toleran,” imbuhnya. (*)

Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Menkraf RI: Banten Creatif Fest Wujud Nyata The New Engine of Growth

17 Maret 2025 - 23:33 WIB

Tasyakuran Milad 15 FBN, Gubernur Banten: Relawan Kemanusiaan Harus Memiliki Daya Tahan

16 Maret 2025 - 21:13 WIB

Budi Rustandi Ajak Influencer dan Conten Creator Bersinergi Bangun Kota Serang

16 Maret 2025 - 19:30 WIB

Bikers Brotherhood 1% MC Chapter Banten Berbagi Kebahagian di Bulan Ramadan

15 Maret 2025 - 18:37 WIB

KCIC Siapkan 808 Ribu Tempat Duduk untuk Angkutan Lebaran 2025

15 Maret 2025 - 18:29 WIB

Manfaatkan Teknologi, Forum CSR Kota Serang Usung Transparansi dan Tepat Sasaran

14 Maret 2025 - 22:32 WIB

Trending di Daerah