Menu

Mode Gelap
Lantai Tiga Mapolda Banten Terbakar, Ini Kata Wakapolda  Presiden Prabowo Subianto Lantik Penasehat Khusus, Utusan Khusus dan Staf Khusus Presiden Presiden Prabowo Lantik Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto Lantik Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo Subaianto-Gibran Rakabuming Raka Resmi Jabat Presiden dan Wakil Presiden RI

Nasional · 23 Des 2022 16:11 WIB ·

Ketua PBNU : Pentingnya Moderasi dan Toleransi Beragama di Indonesia


 Ketua PBNU : Pentingnya Moderasi dan Toleransi Beragama di Indonesia Perbesar

TIRTAYASA.ID – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Dr H Ahmad Fahrur Rozi menyatakan bahwa sikap toleran harus dimiliki semua orang, dari agama apapun di Indonesia. Menurutnya, keamanan memang menjadi sebuah tanggung jawab seluruh masyarakat.

BACA JUGA   Pajak Ekonomi Digital Tembus Rp40,02 Triliun hingga Juli 2025

Bukan hanya keamanan, menurut pria yang akrab disapa Gus Fahrur tersebut, moderasi juga akan terjadi apabila semua masyarakat memiliki pemahaman yang moderat.

Mengingat sebentar lagi Umat Nasrani akan memasuki perayaan Natal, dirinya menegaskan bahwa seluruh masyarakat di Indonesia adalah saudara, meski berbeda agama, sehingga harus saling mendukung.

BACA JUGA   Komisaris Independen BSI, Rangkul Milenial Menjadi Sahabat Bank Syariah

“Ini akan terjadi kalau kondisi aman, maka semua bertanggung jawab akan keamanan. Dan ini akan terjadi jika semuanya moderat. Termasuk pada perayaan Natal umat Nasrani, kita harus dukung dan tidak boleh ada upaya yang menyebabkan situasi tidak aman. Semuanya menunjukkan meski berbeda agama, tetap menjadi saudara,” kata Gus Fahrur dalam salah satu acara diskusi pada Jumat 23 Desember 2022.

BACA JUGA   Sekda Pandeglang Sidak Kantor Dinas Kesehatan, Ada Apa?

Lebih lanjut, Gus Fahrur menjelaskan mengenai apa itu moderasi. Ketua PBNU tersebut menyatakan bahwa moderasi adalah sebuah sikap yang adil, tidak fanatik dan upaya untuk tidak mudah menghakimi orang lain, sehingga mampu saling menghormati dan menghargai.

BACA JUGA   Update Korban Gempa Bumi Cianjur; 323 Orang Meninggal

“Moderasi beragama adalah sikap adil, kita harus moderat, tidak fanatik dan tidak menjadi hakim bagi orang lain. Kita harus memberi ruang untuk perbedaan pendapat. Islam mengajarkan tidak boleh ada kebencian yang kemudian menjadikan kita tidak adil, kita tidak boleh merasa benar sendiri dan tidak boleh memaksakan, harus saling menghormati dan saling menghargai,” tuturnya.

BACA JUGA   Update BPBD Gempa Cianjur, 162 Meninggal, 2.326 Luka-luka, 2.345 Rumah Rusak dan 13.400 Mengungsi

Menilai bagaimana moderasi yang sejauh ini berada di Indonesia, menurut Gus Fahrur sudah merupakan contoh yang sangat baik bahkan untuk dunia, karena memang sejak dulu bangsa ini memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

BACA JUGA   Update Perolehan Medali Porprov VI Banten; Kota Tangerang Teratas Pandeglang Terendah

“Indonesia sebenarnya merupakan contoh baik bagi moderasi beragama karena kita memberikan ruang yang berbeda untuk ekspresi beragama. Kita menjalankan agama masing-masing dengan tenang, apalagi sejak dulu memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Ini adalah salah satu yang harus kita jaga, Indonesia harus menjadi contoh moderasi beragama bagi dunia,” tambahnya.

BACA JUGA   Mati Lampu di Stadion 974, Warnai Pertemuan Brasil vs Swiss 

Sebelumnya, Presiden RI, Joko Widodo juga sempat beberapa kali menyinggung soal toleransi dan radikalisme di Indonesia.

Menurut Gus Fahrur, Presiden memang sangat menginginkan semua tokoh agama terus menyebarkan toleransi agar tidak terjadi radikalisme pada bangsa ini, karena sejatinya justru agama terus mengajarkan adanya persatuan.

BACA JUGA   Timnas Indonesia Juara Piala AFF U-16 Tahun 2022

“Sebenarnya Pak Presiden menginginkan agar semua tokoh-tokoh agama ini mampu terus menyebarkan toleransi, sehingga tidak ada radikalisme. Presiden menginginkan agar agama mengajarkan persatuan dan kebhinnekaan, karena agama sejatinya mengajarkan persatuan,” ujar Gus Fahrur.

BACA JUGA   Peran Aktif Indonesia dalam Penyelesaian Perang Israel-Palestina

Mengenai penerapan moderasi beragama di masyarakat, beliau juga menuturkan bahwa memang sudah menjadi tugas dari para tokoh agama untuk menyampaikan pesan agama secara utuh.

BACA JUGA   Kalah dari Arab Saudi 1-2, Bintang Argentina Lautaro Matinez : Kekalahan Sangat Menyakitkan

Gus Fahrur juga mengimbau masyarakat supaya mampu memilih sumber atau guru dengan benar, termasuk memiliki filter yang kuat di era derasnya alur informasi seperti sekarang.

“Harus ada upaya terus menerus menjalankan moderasi beragama dari parah tokoh agama, kita jangan menyampaikannya secara sepotong-sepotong dan masyarakat harus memilih guru dengan benar. Makanya kita berharap masyarakat mengambil sumber informasi dari yang benar, apalagi di masa sekarang banyaknya informasi, sehingga masyarakat harus memiliki filter,” ungkapnya.

BACA JUGA   Berikan Ucapan Munas XI KAHMI, Anas Urbaningrum Serukan KAHMI Jadi PKI

Sejauh ini, menurutnya radikalisme masih ada lantaran memang masih terdapat sebuah pemahaman yang tidak lengkap dan hanya tersampaikan sepotong-sepotong saja.

“Radikalisme itu lahir dari adanya pemahaman yang salah dari agama, pemahaman yang tidak lengkap dan disampaikan secara sepotong-potong, padahal agama sendiri mengajarkan hal yang lurus, mempermudah, kabar gembira dan di tengah atau moderat. Ini semua akan selalu ada, dan kita semua harus saling menguatkan”, jelas Gus Fahrur.

BACA JUGA   UMKM Banten Peroleh Tips Sukses Lakukan Ekspor

Dengan tegas Gus Fahrur menegaskan bahwa tindakan radikalisme dan terorisme bukanlah ajaran agama, namun berasal dari sebuah ajaran yang terdistorsi.

Makanya, lanjut Gur Fahrur, semua tokoh agama harus memberikan ajaran yang luas dan mampu menghormati orang lain, berbuat baik dan mencintai sesama. Adanya aliran-aliran sempalan ini harus kita cegah.

BACA JUGA   21 Perusahaan Terima CSR Awards 2022 dari Bupati Zaki Iskandar

Menyambut perayaan Natal dari umat Nasrani di Indonesia, Ketua PBNU ini mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga moderasi beragama, kondusifitas serta menjaga keamanan negara.

“Kita ingin mengajak semuanya untuk terus menjaga moderasi beragama, situasi kondusif dan negara yang aman. Kalau negara tidak aman bagaimana kita bisa tenang beribadah, sehingga memang tidak boleh ada perang, kebencian dan fanatisme yang berlebihan,” katanya.

BACA JUGA   Menengok DPKP Kabupaten Tangerang Perkenalkan Sistem Pertanian Ramah Lingkungan

“Kita bisa hidup sama-sama dengan saling meyakini apa yang diyakini masing-masing. Agama harus menjadi titik temu, rahmat dan kasih sayang. Kita semua harus bangga menjadi bangsa Indonesia yang rukun dan toleran,” imbuhnya. (*)

Artikel ini telah dibaca 39 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Untirta Gelar Spektrum Demokrasi, Bahas Arah Baru Demokrasi Indonesia Pasca Putusan MK 135/2025

14 November 2025 - 12:26 WIB

Dari Pesantren ke Dunia Digital: Santri Assa’adah Serang dan Inovasi yang Dipuji Gubernur

10 November 2025 - 07:30 WIB

Relawan Jaga Banten Meminta Mabes Polri Segara Tangkap Pelaku Pembegalan Warga Baduy

5 November 2025 - 17:43 WIB

Pascasarjana Untirta Inisiasi Pembentukan Forum Pascasarjana Wilayah Banten

5 November 2025 - 09:21 WIB

Gubernur Banten Andra Soni Lantik Pejabat Eselon II Pemprov Banten; Berikut Daftar Lengkapnya

3 November 2025 - 16:48 WIB

Kampung Fashion Rhamala Resmikan Koperasi Rauda Vazha Madani

31 Oktober 2025 - 19:12 WIB

Trending di Life Style