Oleh : Aulia Hawa
Indonesia mencatatkan kesuksesan besar akan upaya pemulihan perekonomian nasionalnya, yakni berhasil menarik minat para investor untuk menanamkan modal mereka hingga senilai ratusan triliun. Keberhasilan ini menandakan bahwa kepercayaan investor terhadap Indonesia masih cukup tinggi.
Sebagai salah satu negara yang memiliki populasi terbesar di ASEAN dan juga memang memiliki kondisi fundamental perekonomian sangat baik, nama Indonesia memang belakangan terus menjadi incaran oleh para investor untuk bisa menanamkan modal mereka ke Tanah Air.
Terbukti dari adanya gejolak inflasi serta ancaman resesi yang terjadi di sejumlah negara maju bahkan sekelas Amerika Serikat yang pernah mencatatkan nilai inflasi hingga menembus angka 9,1 persen, ternyata justru Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia sendiri terus mencatatkan pertumbuhan bahkan melebihi ekspektasi dan proyeksi.
Terlebih, memang Pemerintah sendiri belakangan terus mengupayakan supaya segera terjadi percepatan pemulihan perekonomian Nasional, yang mana salah satu strateginya adalah dengan membuka gerbang investasi seluas-luasnya ke Indonesia.
Terbaru, diketahui bahwa Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah berhasil menarik investasi besar bahkan bernilai ratusan triliun hanya dalam waktu dua tahun terakhir saja meski memang dunia sedang dalam situasi krisis.
Mengenai hal tersebut, Menteri Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa pekerjaan yang dia lakukan itu sama sekali bukanlah hal yang mudah, apalagi di era pandemi dan juga memanaskan konflik antara Rusia dan Ukraina yang sampai saat ini belum terlihat mereda sehingga dampaknya juga pada terguncangnya perekonomian dunia.
Perlu diketahui bahwa realisasi investasi Indonesia sendiri pada tahun 2020 berhasil mencapai Rp 826,3 triliun atau bisa dikatakan berhasil melebihi target, yakni hingga 101,1 persen dari target yang hanya sekitar Rp 817,2 triliun. Kemudian PMDN sendiri berhasil mencapai Rp 413,5 triliun sedangkan untuk PMA mampu tercatat senilai Rp 412,8 triliun. Perolehan pada tahun 2020 tersebut mampu menyerang hingga lebih dari 1,1 juta TKI dengan total 153.349 proyek investasi.
Pada tahun selanjutnya, yakni 2021 sendiri realisasi investasi yang berhasil dicatatkan adalah mencapai Rp 901,02 triliun dengan PMA sebesar Rp 454 triliun, yang mana berarti mengalami pertumbuhan hingga 10 persen jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2020 sebelumnya. Kemudian untuk PMDN sendiri sebesar Rp 447 triliun, yang mana juga berarti turut mengalami pertumbuhan hingga 8,1 persen jika dibandingkan tahun 2020 sebelumnya.
Bahlil juga meyakini kalau pada tahun 2022 ini realisasi investasi yang dikumpulkan oleh Indonesia akan bisa mencapai Rp 1.200 triliun. Pasalnya pada kuartal pertama saja dicatat bahwa Pemerintah berhasil mengumpulkan hingga Rp 282,4 triliun dan kemudian pada kuartal kedua mampu mengumpulkan sebesar Rp 302,2 triliun.
Memang mengenai pertumbuhan tersebut, Menteri Bahlil menjelaskan kalau itu sudah menjadi sebuah siklus arus investasi, yakni paling kecil pasti terdapat dalam kuartal pertama, lalu pada kuartal ketiga dan kuartal keempat akan naik karena para pelaku pasar termasuk para investor akan mengejar target mereka.
Diberitakan pula bahwa sederet perusahaan ternama dunia sudah siap masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah perusahaan raksasa asal Taiwan, yakni Foxconn dan BUMN serta swasta nasional bahkan sudah menandatangani MoU pembangunan ekosistem kendaraan listrik sehingga pada akhir tahun ini digarapkan akan mampu ground breaking. Mengenai besaran investasi yang diberikan oleh Foxconn, Bahlil menyatakan bahwa mereka akan menanamkan sekitar Rp 118 triliun.
Bukan hanya sekedar dari perusahaan raksasa asal Taiwan saja, para investor dari beberapa negara lain juga telah menyampaikan minat berinvestasi di IKN. Negara-negara tersebut mulai dari Jepang, Korea Selatan hingga Uni Emirat Arab. Menteri Bahlil menambahkan bahwa mereka akan menanamkan modal hingga 20 miliar US Dollar dan juga berkomitmen dengan sangat serius untuk masuk pula ke beberapa sektor lain yang pembahasannya akan dilakukan pada bulan September mendatang.
Sebelumnya, diketahui bahwa Presiden RI Joko Widodo memang sempat melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan, yakni pada 28 Juli 2022 lalu. Ternyata kunjungan tersebut berhasil membuahkan komitmen berupa investasi dari sejumlah korporasi besar negara tersebut hingga senilai lebih dari Rp 100 triliun.
Dengan tingginya investasi tersebut maka tentu akan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan perekonomian nasional.
Salah satu dampak nyata yang sudah dirasakan adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi ketika memasuki periode kuartal kedua tahun 2022, yang mana pertumbuhan ekonomi tersebut secara mengejutkan mampu menembus level 5,44 persen dan melebihi target proyeksi di kuartal tersebut. Maka dengan tegas Bahlil menyatakan bahwa memang pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kerja nyata yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi dengan melakukan reformasi struktural ternyata memang sangatlah mampu untuk menata ulang bagaimana iklim investasi berjalan di Tanah Air. Buktinya Indonesia berhasil memiliki fundamental perekonomian yang baik sehingga mampu menarik investasi hingga senilai ratusan triliun.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini