TIRTAYASA.ID- Terdapat sebuah survei yang mengungkap bahwa jomblo di Indonesia mengaku mendapatkan tekanan dari masyarakat dibanding dari keluarganya sendiri.
Hal tersebut dilihat dari hasil survei mengenai jomblo yang dilakukan oleh agen kencan di Asia, Lunch Actually.
Survei itu pernah dilakukan dalam Annual Dating Survey 2021 oleh Lunch Actually, mereka melakukan survei terhadap lebih dari 640 jomblo di Indonesia.
Hasilnya, 31 persen mengaku mendapatkan tekanan dari masyarakat untuk segera menikah dan 29 persen mendapatkan tekanan tersebut dari keluarga.
Artinya, para jomblo mendapatkan lebih banyak tekanan dari masyarakat daripada keluarga mereka sendiri untuk segera menikah.
Hal ini membuat para jomblo merasa terbebani, apalagi di masa pandemi yang memaksa masyarakat membatasi diri bertemu orang banyak.
CEo dan Co-Founder Lunch Actually, Violet Lim mendorong para single untuk melalui tantangan ini.
“Kami mengerti apa yang para single alami, apalagi adanya pembatasan selama satu tahun ini. Namun kami mendorong para single bahwa mereka harus melalui tantangan ini,” kata Violet Lim.
“Karena bertemu orang baru saat berkencan adalah langkah pertama untuk menemukan pasangan hidup,” tambahnya
Berdasarkan hasil survei yang sama, 98 persen jomblo menginginkan hubungan yang serius. Namun 50 persen di antaranya tidak pernah berkencan selama pandemi.
Violet memberikan beberapa tips agar para jomblo bisa mendapatkan pasangan di masa pandemi. Salah satunya adalah mendaftar di aplikasi kencan.
Namun ia juga memperingatkan agar para jomblo waspada saat berkenalan dengan seseorang yang ditemui di aplikasi kencan.
“Sebaiknya pengguna dating apps lebih barhati-hati dalam memilih partner yang ditemui, sehingga bisa menekan kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan bahkan merugikan,” kata Violet.
Sebanyak 62 persen jomblo berkata menggunakan aplikasi kencan hanya untuk mencari kesenangan dan tidak bermaksud mencari pasangan yang serius.
Sedangkan 42 persen jomblo mengatakan mereka bertemu penipu di aplikasi tersebut.
Violet juga menyarankan para single untuk berkencan secara virtual, mengikuti kegiatan sosial baik secara virtual maupun offline.
Hingga menggunakan aplikasi kencan yang memberlakukan screening untuk setiap member agar tidak ada kasus penipuan. (*)