TIRTAYASA.ID, KOTA SERANG – Pemerintah Kota Serang mengklaim terjadi penurunan pada kasus stunting. Hal ini dikatakan Wali Kota Serang Syafrudin usai membuka Rapat Evaluasi pelaksanaan percepatan Penurunan Stunting di Kota Serang Tahun 2022, Rabu 30 November 2022.
Kegiatan tersebut diselengarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang.
Berdasarkan data pemerintah pusat angka stunting di Kota Serang 27,7 persen dari total penduduk Kota Serang sebanyak 702.000 jiwa.
Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan, angka stunting berdasarkan data nasional pada 27,7 persen. Angka tersebut menurun hingga 24 Persen dan di targetkan tahun depan menurun hingga 14 Persen.
“Kota Serang sebenarnya yang potensi stunting lebih besar dari jumlah 702.000 itu jumlahnya hanya sekitar 8.000 sekian. Jadi, kurang lebih 9 persen (kasus stunting,” ujarnya.
Syafrudin mengungkapkan, berdasarkan catata Pemkot Serang yang terindikasi stunting sebanyak 1.910 orang. Jadi kurang lebih 5 persen.
“Ini yang menjadi tanggung jawab kami bersama bagaimana caranya agar dari tahun ke tahun terus menurun dan tuntas,” katanya.
Pemkot Serang terus berupaya melatih kader-kader Posyandu di tiap kelurahan. Termasuk, mengalokasikan anggaran melalui Dinas Kesehatan dan DP3AKB.
“Kita sudah siapkan dalam rangka penurunan stunting ini, kemudian sosialisasi-sosialisasi dari setiap kecamatan ini sudah kita laksanakan,” katanya.
“Mudah-mudahan dari jumlah 1910 ini di tahun 2023 ini ada penurunan sehingga ada progres bagus dari setiap pihak yang terlibat,” imbuhnya.
Kepala DP3AKB Kota Serang Anthon Gunawan mengungkapkan, beberapa indikator faktor yang mengakibatkan stunting, diantaranya pernikahan dini, kesehatan ibu-ibu hamil, ibu menyusui kurang dalam meberikan asi.
“Itulah yang ditemukan pada audit stunting,” katanya.
Anton mengungkapkan, di Kota Serang terdapat sekitar 8.000 anggota keluarga berisiko stunting. Hal itu berdasarkan hasil pendataan terhadap 52 ribu anggota keluarga.
“Untuk kasus stunting itu sendiri, kita ada di angka 5,7 Persen artinya dari jumlah 52 ribu balita, itu terdapat 1.910 balita yang terkena kasus stunting,” katanya. (*)